Indonesia Kembali Dikukuhkan sebagai Negara Paling Dermawan di Dunia

Arief Setyadi , Jurnalis
Jum'at 10 November 2023 06:14 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Share :

Laporan WGI 2023 menunjukkan 82% orang Indonesia menyumbang uang pada tahun 2022, lebih rendah 2% dibanding tahun 2021 (84%). Nilai ini jauh lebih tinggi dari skor rata-rata global (34%). Persentase warga Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan juga masih tinggi (61%), meski turun 2% dibanding tahun 2021 (63%).

Namun, nilai ini hampir tiga kali lebih besar dari angka rata-rata global (24%). Sementara persentase warga yang menyumbang untuk orang asing berjumlah 61%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya (58%) dan angka rata-rata global (60%).

Menurut Hamid, pencapaian Indonesia ini terbilang mengejutkan mengingat sektor filantropi di Indonesia menghadapi 3 tantangan besar sepanjang tahun 2022. Ketiga tantangan tersebut adalah: menurunnya kepercayaan masyarakat paska penyelewengan dana sosial ACT (Aksi Cepat Tanggap), belum pulihnya kapasitas menyumbang warga setelah Pandemi Covid-19 serta regulasi yang kurang mendukung, bahkan cenderung menghambat, kegiatan filantropi di Indonesia.

Namun, kuatnya nilai dan ajaran keagamaan serta tradisi menyumbang yang menjadi penopang utama kegiatan kedermawanan sosial di Indonesia membuat kegiatan filantropi tetap berkembang pesat dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.

“Perkembangan filantropi juga akselerasi oleh berbagai inovasi dan terobosan dalam pengalangan sumbangan, khususnya pemanfaatan platform digital. Perluasan pendayagunaan sumbangan untuk program-program yang strategis dan berorientasi jangka panjang juga membuat masyarakat punya banyak opsi isu atau program yang bisa disumbang,” katanya dalam siaran pers, Jumat (10/11/2023).

Hamid menjelaskan, kepercayaan donatur terhadap lembaga filantropi paska kasus ACT sempat menurun dan membuat mereka menahan diri untuk menyalurkan sumbangannya lewat lembaga filantropi. Kalaupun tetap menyumbang, masyarakat lebih memilih menyalurkan sumbangannya secara langsung ke penerima manfaat atau kelompok-kelompok terdekat di sekitar mereka.

Kondisi ini juga diperparah dengan belum pulihnya kapasitas menyumbang masyarakat karena perekonomian yang belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini terindikasi dari menurunnya jumlah donasi yang diterima oleh berbagai lembaga sosial.

“Namun, berkat kampanye yang gencar dan beragam upaya penguatan akuntabilitas yang dikembangkan berbagai lembaga filantropi, kepercayaan publik mulai bertahap pulih. Jumlah sumbangan yang digalang berbagai lembaga sosial dan filantropi kembali meningkat dan capaiannya melebihi tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Tantangan terbesar, menurut Hamid, justru datang dari regulasi yang seharusnya berperan memfasilitasi dan mendukung kemajuan sektor filantropi. Karena, sktor ini terbukti berkontribusi dan berperam penting membantu pemerintah mengatasi berbagai masalah sosial.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya