PBB: Bantuan ke Gaza Terancam Dihentikan dalam 48 Jam karena Kekurangan Bahan Bakar

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 14 November 2023 16:59 WIB
Foto: Reuters.
Share :

BADAN PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan bahwa mereka terpaksa menghentikan bantuan di Jalur Gaza dalam waktu 48 jam, karena pengepungan Israel menghambat akses terhadap bahan bakar yang sangat dibutuhkan.

Dalam sebuah postingan di media sosial pada Senin, (13/11/2023) Thomas White, kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza, mengatakan bahwa bahan bakar tidak diizinkan masuk ke Gaza selama lebih dari sebulan, karena kondisi kemanusiaan mencapai tingkat kritis.

“Operasi kemanusiaan di Gaza akan terhenti dalam 48 jam ke depan karena tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza,” tulis White di X, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Di saat Israel terus menyerang Gaza dengan serangan udara di tengah serangan darat di wilayah tersebut, pengepungan yang memutus akses terhadap makanan, listrik, dan bahan bakar telah membuat kewalahan organisasi-organisasi yang berusaha membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal dan terluka akibat pertempuran tersebut.

Pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 11.240 orang, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, sejak pertempuran dimulai pada 7 Oktober ketika kelompok bersenjata Palestina Hamas melakukan serangan terhadap Israel selatan yang menewaskan sekira 1.200 orang, menurut pihak Israel.

PBB mengatakan pada Senin bahwa 101 pekerja di Gaza telah tewas sejak awal pertempuran.

Di Gaza, di mana sistem kesehatan berada pada titik terparah, runtuhnya layanan medis dan komunikasi telah menghambat perkembangan jumlah korban sejak 10 November.

Para dokter Palestina menyatakan bahwa rumah sakit kehabisan bahan bakar, sehingga mereka tidak dapat menyelamatkan pasien, termasuk anak-anak yang baru lahir di inkubator, karena generator listrik berhenti bekerja.

Pasukan Israel telah menutup sekitar Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, dengan pekerja medis dan setidaknya 650 pasien terjebak di dalamnya. Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra mengatakan 32 pasien meninggal dalam tiga hari terakhir karena kekurangan listrik.

Israel mengatakan rumah sakit tersebut terletak di atas kompleks terowongan yang digunakan oleh Hamas, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

“Tank-tank tersebut berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade penuh. Ini adalah wilayah yang sepenuhnya sipil. Hanya fasilitas rumah sakit, pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan hal ini,” kata Dr Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah, kepada kantor berita Reuters.

Dia menambahkan bahwa Israel telah mengebom tangki air, sumur air, dan pompa air untuk rumah sakit dan mereka yang tersisa “hampir tidak bisa bertahan”.

Para pejabat juga telah memperingatkan bahwa kondisi yang diakibatkan oleh pemboman dan pengepungan dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit, dan akses terhadap air bersih sangat terbatas.

“Pagi ini dua kontraktor distribusi air utama kami berhenti bekerja – mereka kehabisan bahan bakar – yang akan membuat 200.000 orang tidak mendapatkan air minum,” kata White.

Mansour Shouman, seorang pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara dan mencari perlindungan di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kondisi di lokasi tersebut “primitif”.

“Mari kita kesampingkan makanan dan air, listrik, bahan bakar. Tidak ada keselamatan, tidak ada keamanan,” ujarnya.

“Kami diberitahu, 'Pergilah ke selatan, kamu akan aman di sana.' Namun, setiap hari saya mendengar semakin banyak ambulans datang ke rumah sakit. Saya melihat lebih banyak orang membawa orang yang mereka cintai ke kuburan.”

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya