JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu, menjadi nama terbaru yang memperkuat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Selain menjadi anggota DPR, Adian juga dulu dikenal sebagai sosok aktivis yang juga aktif menyuarakan reformasi 1998.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, seusai rapat rutin bersama ketua umum partai politik pendukung Ganjar-Mahfud di Gedung TPN Ganjar-Mahfud, High End, Kebon Sirih, Jakarta, pada Rabu (22/11/2023).
"Nah, nama-nama tersebut adalah yang pertama masuk ke dalam TPN adalah Bapak Adian Napitupulu," ungkap Arsjad Rasjid. Bukan hanya Adian, masuk juga nama Niniek Aviariananto. Keduanya, akan mendampingi Deputi Kinetik Teritorial yang sebelumnya telah ditunjuk yaitu Komisaris Jenderal (Purn) Luki Hermawan.
Diketahui Adian akan bertugas sebagai Wakil Deputi Kinetik I TPN Ganjar-Mahfud. Sebagai politikus senior dan juga sosok yang telah resmi ditetapkan bergabung dalam Tim Pemenangan, sosok Adian menjadi sorotan publik.
Berikut biodata singkat Adian Napitupulu:
Adian Yunus Yusak Napitupulu atau biasa dikenal dengan Adian Napitupulu lahir di Manado, pada 9 Januari 1971. Ia merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther yang bekerja sebagai seorang PNS di Kejaksaan RI.
Masa kecil Adian selalu berpindah-pindah kota, mengikuti orang tuanya yang selalu berpindah tugas. Tahun 1981 saat bekerja di Kejaksaan Agung Jakarta, ayah Adian meninggal dunia.
Adian pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN 01 Ciganjur dari tahun 1979-1985. Setelah itu, Adian melanjutkan pendidikan pendidikan menengah pertama di SMPN 166 Jakarta dan menengah atas di SMAN 55 Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1991. Namun, karena berbagai macam kegiatan aktivismenya, ia baru dapat menyelesaikan studi S1nya tersebut pada tahun 2007.
Salah satu kiprah Adian yang paling tersohor adalah Ia menggagas berdirinya FORKOT sebagai organisasi mahasiswa yang paling lantang meneriakan agar Soeharto mundur dari kekuasaannya. Di sela-sela kegiatannya sebagai aktivis, pada tahun 1996 Adian juga sempat membentuk Lembaga Bantuan Hukum Nusantara Jakarta (LBHN).
Lembaga ini terlibat aktif dalam pendampingan terhadap para korban lintasan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Desa Cibentang, Parung, Bogor, Jawa Barat.
.