Ia menambahkan, SIG secara konsisten menjalankan operational excellence untuk meningkatkan profitabilitas melalui sejumlah inisiatif yang dikembangkan Perseroan untuk dapat mencapai optimalisasi kegiatan distribusi, efisiensi indeks konsumsi batu bara, peningkatan pemanfaatan energi alternatif, efisiensi biaya operasi dan efisiensi biaya keuangan dari program deleveraging.
“Pada periode Januari s.d. September 2023, SIG berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 5,9 persen menjadi 29,2 ton juta ton, serta kenaikan pendapatan sebesar 4 persen menjadi Rp27,7 triliun. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan, SIG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun atau naik 1,8 persen dari periode sebelumnya,” kata Andriano Hosny Panangian.
SIG membuktikan resiliensi tak hanya dari capaian bisnis, tetapi juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perusahaan. Hingga akhir kuartal III/2023, substitusi energi panas (TSR) menjadi 7,29 persen. Emisi GRK Cakupan 1 turun 16,94 persen menjadi 588 kg CO2/ton semen ekuivalen dari baseline 2010 (708 kg CO2/ton semen ekuivalen).
Capaian ini diperoleh dari efisiensi clinker factor, penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara, dan optimalisasi Specific Thermal Energy Consumption (STEC).
(Aris Kurniawan)