ANKARA - Tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas atau mengusir militan Palestina dari Gaza tidak mungkin tercapai, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu, (2/12/2023) ketika pertempuran di Timur Tengah kembali berlanjut setelah gencatan senjata singkat.
“Negara-negara Barat yang mendukung Israel, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, selalu mengajukan pertanyaan 'Apa yang akan kita lakukan terhadap ancaman Hamas?' daripada mencari (solusi) dua negara,” Erdogan mengatakan kepada wartawan dalam penerbangan dari Dubai, tempat dia menghadiri konferensi iklim, sebagaimana dilansir RT.
“Jawaban kami adalah: Jika kami menempatkan analisis berdasarkan pada (solusi) dua negara sebagai pusatnya, permasalahan Gaza dan ancaman timbal balik pada dasarnya akan hilang. Itulah cara kita harus menghadapinya.”
“Pengucilan dan penghancuran Hamas bukanlah skenario yang realistis,” tambah pemimpin Turki itu.
Erdogan mengecam keras pemboman Israel di Jalur Gaza dan “pendekatan tanpa kompromi” yang dilakukan Israel atas berakhirnya gencatan senjata selama seminggu dengan militan Palestina, yang berakhir pada hari Jumat. Dia juga berulang kali menolak menyebut Hamas sebagai “kelompok teroris” dan malah menyebut Israel sebagai “negara teror.”
Israel, sementara itu, menuduh Ankara mendukung militan. “Kami akan membebaskan Gaza dari Hamas, demi keamanan Israel dan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi penduduk di wilayah tersebut,” tulis Menteri Luar Negeri Eli Cohen di X (sebelumnya Twitter) pada Sabtu.
“Anda (kepresidenan Turki) dipersilakan untuk menjadi tuan rumah bagi teroris Hamas di negara Anda yang tidak tersingkir dan melarikan diri dari Gaza.”
Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi menegaskan pada Selasa, (28/11/2023) bahwa IDF siap untuk “membongkar” Hamas. “Ini akan memakan waktu, ini adalah tujuan yang kompleks, tetapi hal tersebut tidak dapat diukur,” katanya.
Putaran kekerasan terbaru di Timur Tengah meletus pada 7 Oktober menyusul serangan besar oleh kelompok bersenjata Palestina Hamas, yang menyebabkan sekira 1.200 warga Israel tewas. Serangan balasan udara dan operasi darat oleh Israel telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, menurut otoritas yang dikuasai Hamas di Gaza.
(Rahman Asmardika)