Biden Sebut Israel Mulai Kehilangan Dukungan karena Pengeboman Membabi Buta di Gaza

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 13 Desember 2023 06:50 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa, (12/12/2023) mengatakan bahwa Israel kehilangan dukungan atas pemboman "tak pandang bulu" di Gaza dan bahwa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu harus berubah. Pernyataan Biden ini memperlihatkan keretakan baru dalam hubungan Biden dengan Netanyahu.

Pernyataan Biden, yang disampaikan kepada para donor untuk kampanye pemilihannya kembali pada tahun 2024, adalah pernyataan paling kritisnya sejauh ini mengenai cara Netanyahu menangani perang Israel di Gaza. Hal ini sangat kontras dengan dukungan literal dan politisnya terhadap pemimpin Israel itu beberapa hari setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

“Keamanan Israel bisa saja bergantung pada Amerika Serikat, namun saat ini Israel memiliki lebih dari Amerika Serikat. Israel memiliki Uni Eropa, memiliki Eropa, dan memiliki sebagian besar dunia… Namun mereka mulai kehilangan dukungan tersebut dengan pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi,” kata Biden sebagaimana dilansir Reuters.

Pembalasan Israel terhadap serangan Hamas telah menewaskan 18.000 orang, kata para pejabat Gaza, melukai 50.000 orang dan menciptakan krisis kemanusiaan. Pernyataan Biden membuka jendela baru terhadap percakapan pribadinya yang blak-blakan dengan Netanyahu, yang telah berselisih paham dengannya selama beberapa dekade.

Biden menyinggung percakapan pribadi di mana pemimpin Israel berkata: "'Anda mengebom Jerman, Anda menjatuhkan bom atom, banyak warga sipil tewas.'"

Biden mengatakan dia menjawab: "Ya, itu sebabnya semua lembaga ini didirikan setelah Perang Dunia Kedua untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi... jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang kita lakukan pada 9/11. Tidak ada alasan mengapa kita harus berperang di Afghanistan."

Biden, yang sering berbicara blak-blakan pada acara penggalangan dana, muncul di sebuah hotel di Washington dengan sekitar seratus orang, termasuk sejumlah orang Yahudi yang hadir. Dia diperkenalkan oleh seorang pemimpin lama di American Israel Public Affairs Committee, sebuah lobi pro-Israel.

Komentar tajam Biden bertepatan dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan yang bersiap melakukan perjalanan ke Israel untuk melakukan pembicaraan dengan kabinet perang Israel.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa Israel telah menerima “dukungan penuh” dari AS atas serangan daratnya ke Gaza dan bahwa Washington telah memblokir “tekanan internasional untuk menghentikan perang.”

Namun dia menambahkan: "Ada perbedaan pendapat mengenai 'hari setelah Hamas' dan saya berharap kita akan mencapai kesepakatan di sini juga."

Pada penggalangan dana, Biden secara khusus menyebut politisi sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir, yang merupakan menteri keamanan nasional Israel, dan mengatakan "ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel."

Biden mengatakan Netanyahu harus “berubah,” dan menambahkan bahwa “pemerintahan di Israel membuat hal ini menjadi sangat sulit.”

Dia juga mengatakan bahwa pada akhirnya Israel “tidak bisa mengatakan tidak” terhadap negara Palestina, yang ditentang oleh kelompok garis keras Israel.

Biden mengatakan: "Kita mempunyai peluang untuk mulai menyatukan kawasan... dan mereka masih ingin melakukannya. Namun kita harus memastikan bahwa Bibi (Netanyahu) memahami bahwa dia harus mengambil tindakan... Anda tidak bisa mengatakan tidak ada negara Palestina."

Netanyahu juga mengatakan dalam pernyataan pada Selasa bahwa dia “tidak akan membiarkan Israel mengulangi kesalahan Oslo,” perjanjian damai tahun 1990-an yang membentuk Otoritas Palestina (PA) sebagai bagian dari negosiasi pembentukan negara Palestina potensial di Tepi Barat, Gaza. dan Yerusalem Timur.

Washington mengatakan pihaknya membayangkan kembalinya PA ke Gaza, yang direbut Hamas dari badan yang berbasis di Tepi Barat tersebut pada 2007.

“Saya tidak akan mengizinkan masuknya orang-orang yang mendidik terorisme, mendukung terorisme, dan mendanai terorisme ke dalam Gaza,” kata Netanyahu. PA membantah tuduhan tersebut.

Biden telah menyatakan dukungan kuat terhadap operasi militer Israel melawan militan Hamas di Gaza, namun ia dan timnya telah menyatakan keprihatinan yang semakin besar atas kematian warga sipil Palestina.

Biden berencana bertemu pada Rabu, (13/12/2023) di Gedung Putih dengan anggota keluarga warga Amerika yang disandera oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, kata seorang pejabat Gedung Putih. 

Sullivan mengatakan pada Selasa bahwa selama kunjungannya ke Israel dia akan berdiskusi dengan para pejabat Israel mengenai jadwal perang di Gaza.

Soal bagaimana mereka melihat jadwal perang ini tentu akan menjadi agenda pertemuan saya,” kata Sullivan, yang diperkirakan akan melakukan perjalanan akhir pekan ini.

Sullivan menyalahkan Hamas atas kegagalan gencatan senjata dari 24 November hingga 1 Desember karena militan menolak melepaskan sandera lagi.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya