4. Agustinus Adisoetjipto
Agustinus Adisoetjipto adalah pilot pertama yang berasal dari orang Indonesia. Pada 5 oktober 1945 dibentuk tentara keamanan rakyat (TKR) yang dikepalai oleh Surya Dharma.
Atas perintah Surya Dharma, Adisoetjipto mengecat pesawat Jepang dengan warna merah putih dan menerbangkannya kesana kemari untuk membakar semangat para pejuang yang melihat untuk tetap mempertahankan kemerdekaan.
Adisoetjipto juga diberi tugas menjemput bantuan obat–obatan di Hindia dan Malaya dengan menerobos blokade Belanda. Saat pesawat yang diterbangkan tiba di Yogyakarta, mengalami tragedi penembakan oleh dua pesawat Belanda. Adisoetjipto juga berhasil mendirikan sekolah penerbangan pertama di Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta.
5. Ignatius Slamet Rijadi
Slamet Rijadi adalah pahlawan yang berhasil membawa kabur kapal Jepang pada usia 17 tahun, dan mengumpulkan para pejuang kemerdekaan untuk merebut kembali kota Surakarta yang telah diduduki oleh Belanda.
Pada masa pemberontakan, pahlawan kelahiran Surakarta ini juga berperan menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh DI TII, Ratu Adil dan Andi Azis. Sebagai Tentara Nasional Indonesia, Slamet Rijadi juga diutus untuk menumpas Republik Maluku Selatan (Ambon) dan disanalah dia wafat.
Ia bekerjasama dengan EA Kawilarang untuk cita–cita bersama membentuk Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat RPKAD yang kini disebut Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS).
6. Robert Wolter Mongonsidi
Mongonsidi dilahirkan di Malalayang pada 1925. Ia adalah alumni sekolah Frater Don Bosco Manado yang dikenal dengan nama AMS (Algemene Middelbare School) pada 1950.
“Setia hingga akhir dalam keyakinan”, catatan itulah yang menjadi pesan terakhirnya sebelum di eksekusi mati di hadapan regu tembak pada 1949.
7. Jenderal Raden Oerip Soemohardjo
Kepala staf TNI Pertama Jenderal Raden Oerip Soemohardjo lahir 22 Februari 1893 dan meninggal 17 November 1948. Ia menjadi jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Pahlawan yang lahir di Purworejo itu berhasil menerima sejumlah tanda kehormatan dari pemerintah secara Anumerta, termasuk Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputra (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967), dan Bintang Kartika Eka Pakçi Utama (1968).
8. Marsekal Pertama TNI Anakletus Tjilik Riwut
Anakletus Tjilik Riwut adalah penerjun payung pertama dari Kalimantan dan tokoh pemersatu 142 suku Dayak untuk bergabung dengan Indonesia.
Gubernur Kalimantan Kedua ini juga memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001 yang kini dikenal sebagai pasukan Khas TNI-AU.