TEHERAN – Ledakan bom yang mengguncang lokasi dekat acara peringatan pemakaman komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani pada Rabu, (3/1/2024) menewaskan setidaknya 95 orang dan melukai ratusan lainnya. Tingginya jumlah korban menjadikan insiden ini serangan teroris paling mematikan dalam sejarah Iran.
Video yang disiarkan oleh media pemerintah Iran menunjukkan puluhan mayat berlumuran darah bergelimpangan di lokasi. Beberapa orang berusaha membantu para penyintas dan yang lainnya bergegas meninggalkan lokasi ledakan.
Televisi pemerintah Iran melaporkan terjadi dua ledakan, yang masing-masing berselang sekira 20 menit. Ledakan pertama terjadi 700 meter dari makam Soleimani; sementara ledakan kedua berjarak satu kilometer, menunjukkan bahwa paket bahan peledak itu tidak harus melewati gerbang keamanan apa pun, menurut laporan Al Jazeera.
Sementara saksi mata mengatakan mendengar ledakan keras dan korban mulai berjatuhan.
“Saya mendengar suara yang sangat keras dan kemudian merasakan sakit di punggung saya…kemudian saya tidak bisa merasakan kaki saya,” kata seorang wanita yang terluka di rumah sakit Kerman kepada televisi pemerintah.
Kantor berita Tasnim, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran, sebelumnya mengutip sumber yang mengatakan bahwa "dua tas yang membawa bom" tampaknya diledakkan "dengan kendali jarak jauh".