ENAM orang sekeluarga Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten mengalami kelumpuhan. Mereka adalah Misto (64) dan lima adiknya, Rahmat Hidayat, Sumantri, Abdul Rohman, Elah, dan Edi.
Dengan kondisi tubuh yang tak sempurna, mereka tentu saja kesulitan mencari nafkah. Akibatnya, mereka hidup dalam kemiskinan di rumah panggung sangat sederhana. Bagaimana cara mereka bertahan hidup?
Berikut fakta-fakta warga lumpuh sekeluarga :
BACA JUGA:
Awalnya sehat
Abdul Rohman menuturkan bahwa dari delapan saudaranya, enam orang mengalami lumpuh dan dua lagi normal. Lumpuh yang mereka alami bukan bawaan lahir.
Menurut Rohman, dulu fisiknya normal. Kemudian dirinya merasakan lemes secara fisik, sakit pinggang dan punggung. Lama kelamaan jadi sulit bergerak.
Lumpuh bertahun-tahun
Rohman mengaku bahwa dia dan saudara-saudaranya sudah lumpuh bertahun-tahun. Rohman sendiri sudah 6 tahun merasakan lumpuh dan sulit berjalan.
BACA JUGA:
"Untuk berjalan sangat sulit sekali, paling bisa berjalan dengan cara berpegangan pada sebuah bambu yang dipasang di dinding rumah, kalau tidak berpegangan tidak bisa berjalan," kata Rohman.
Ayahnya juga lumpuh
Ayah Rohman juga mengalami kelumpuhan. Namun sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Hidup dari pemberian tetangga
Karena sulit bergerak untuk mencari nafkah, Misto dan adik-adiknya yang lumpuh praktis hanya bisa hidup dari belas kasihan orang lain. Mereka makan sehari-hari dari pemberian tetangga.
"Misto bersama kelima adiknya mengalami kelumpuhan sudah lama. Untuk makan sehari-hari keluarga Misto hanya mengandalkan dari tetangganya saja," kata Sulihat, seorang tetangga.
BACA JUGA:
Rohman mengakui mereka memang harus mengandalkan pemberian tetangga untuk hidup.
"Jangankan untuk bekerja untuk mencari makan, untuk jalan saja gak bisa," ujarnya.
Harap bantuan pemerintah
Rohman berharap agar pemerintah bisa membantu dalam pengobatan dirinya bersama adik dan kakaknya.
"Semoga saja pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi bisa membantu dalam pengobatannya," ucapnya.
(Salman Mardira)