“Keinginan ini sangat besar,” katanya.
“Saat perampokan tanggal 1 Juni 2019 ketiganya beraksi bersama-sama,” imbuhnya menceritakan kejadian malam itu.
“Setelah memeriksa konfigurasi sehari sebelumnya, mereka tahu ke mana mereka akan pergi, dan mereka berlari begitu masuk,” lanjutnya.
“Mereka bisa masuk melalui lubang dan keluar melalui lubang yang sama dalam waktu kurang dari satu menit,” ujarnya.
Pengadilan sebelumnya mendengar Louis Ahearne melakukan pengintaian terhadap museum, sementara kakak laki-lakinya Stewart menyewa mobil Renault Captur di Bandara Jenewa atas namanya, yang kemudian ia kendarai ke dan dari TKP.
"Louis Ahearne memesan kamar hotel, [dan memperoleh] masker ski dan pakaian yang digunakan dalam perampokan itu," kata Rossier.
"Semuanya sudah dipersiapkan dan diatur. Semuanya sangat cepat,” ujarnya.
Rossier mengatakan dua mangkuk dan sebuah vas dari abad ke-14 disita dalam penggerebekan tersebut. Dia menambahkan satu mangkuk dibawa ke rumah lelang Hong Kong oleh ketiga pria tersebut.
Jaksa mengatakan Stewart Ahearne meninggalkan rincian paspornya saat mereka menjual barang tersebut.
Barang kedua, sebuah vas, ditemukan di pusat kota London sebagai bagian dari operasi penyamaran dengan petugas Polisi Metropolitan yang menyamar sebagai pembeli karya seni setahun setelah pencurian.
Artefak ketiga yang dijarah, cangkir anggur berhiaskan ayam, tidak pernah ditemukan.
Selama masa hukumannya, Presiden Monney menambahkan: Prasangka yang ditimbulkan cukup besar dan mungkin tidak dapat diperbaiki mengingat cawan ayam tersebut belum ditemukan sejak saat itu.
Sebelum menjatuhkan hukuman, keluarga Ahearnes meminta maaf atas tindakan mereka dan mengakui dukungan keluarga mereka yang hadir di pengadilan.
"Saya ingin meminta maaf kepada pemilik museum atas rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Saya ingin meminta maaf kepada masyarakat Swiss secara umum. Terakhir saya ingin meminta maaf kepada Nicola dan ibuku,” terang Stewart.
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada museum, masyarakat Swiss, dan keluarga saya atas tekanan yang saya alami pada mereka,” ujar saudaranya Louis.
Presiden Monney mengatakan dia mencatat pengakuan, permintaan maaf dan penyesalan yang diungkapkan saudara-saudara tersebut.
Saat saudara-saudaranya dibawa pergi, Stewart Ahearne melambai kepada keluarganya sementara Louis Ahearne memberikan ciuman ke arah mereka.
(Susi Susanti)