DALAM Muktamar NU, di Krapyak, Yogyakarta tahun 1989, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur banyak diserang dengan sangat tajam dalam acara pertanggungjawabannya sebagai Ketua Tanfidziah.
Namun, Gus Dur dengan mudah kembali terpilih untuk memimpin NU, secara aklamasi.
Dilnasir dari laman nu.or.id, semua itu berkat diplomasi canggih yang dijalankannya dengan cara mendatangi para kiai, bahkan yang tinggal di tempat paling terpencil sekalipun.
Para kiai itulah yang punya pengaruh besar dalam menentukan siapa yang bakal menjadi Ketua Tanfidziyah. Salah satu kiai yang unik dan nyentrik tersebut adalah Kiai Wahab Sulang dari Rembang.
Kiai Wahab Sulang tetap populer di kalangan pengikutnya, meskipun istrinya adalah anggota DPRD yang termasuk paling asyik dan getol mengikuti acara-acara non-santri di pendopo kabupaten.
Suatu hari, istri Kiai Wahab Sulang mendapat bagian sepeda motor angsuran. Sang Kiai langsung menggunakan kendaraan itu.
Namun, Kiai Wahab mengalami kecelakaan yang lumayan, dia menabrak sebuah rumah. Sepeda motornya rusak, dan dia sendiri luka-luka.