Sementara itu, ayah korban, Wilyam Sandi Pailongang, Seftandi menyebutkan, anaknya sebelum meninggal dia sempat mengantarkan undangan pemilih.
"Setelah dia mengedarkan undangan. Dia sudah merasakan kecapean, drop. Dia tidak sempat ke KPPS karena kecapean. Tidak sempat bertugas. Hanya bagikan undangan," ucapnya kepada wartawan di rumah duka.
Jadi kata dia, setelah besoknya (hari H pencoblosan), korban sudah tidak bisa jalan, drop dirawat di RS Primaya, baru dirujuk ke RS Akademis.
"Diagnosanya, sesak nafas, kecapean. Tidak ada riwayat karena memang tidak pernah sakit, cuma itu hari hujan-hujan pergi bagi-bagi undangan. Meninggal tadi ini, Kamis (15/2/2024) jam 2 dia meninggal," ujarnya.
Dia pun telah mengikhlaskan kepergian anaknya." Mau diapa karena sudah jalannya begitu," tukasnya.
(Awaludin)