Pada Agustus tahun lalu, kekerasan tersebut menjadi berita utama internasional setelah rekaman gambar yang melibatkan tiga orang tewas beredar online.
Gubernur Peter Ipatas mengatakan kepada ABC bahwa ada tanda-tanda pertempuran akan terjadi lagi menjelang penyergapan.
Dengan adanya 17 suku yang terlibat dalam eskalasi terbaru ini, pada akhirnya bergantung pada pasukan keamanan untuk menjaga perdamaian.
“Dari perspektif provinsi, kami tahu pertarungan ini akan terus berlanjut dan kami [memperingatkan] pasukan keamanan minggu lalu untuk memastikan mereka mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan hal ini tidak terjadi,” terangnya.
Keamanan secara lebih luas masih menjadi perhatian utama bagi PNG. Pemerintah bulan lalu mengumumkan keadaan darurat setelah kerusuhan besar dan penjarahan menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas.
Australia, salah satu sekutu terdekat negaranya, mengatakan berita tentang pembunuhan tersebut sangat meresahkan.
“Kami memberikan dukungan yang besar, khususnya untuk pelatihan petugas polisi dan keamanan di Papua Nugini,” kata Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese dalam wawancara radio pada Senin (19/2/2024).
(Susi Susanti)