JAKARTA – Tim hukum pasangan 02, Hotman Paris Hutapea mencecar ahli hukum dari Tim Ganjar-Mahfud, Franz Magnis Suseno saat sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi, Selasa, 2 April 2024.
Sebenarnya, siapakah sosok Romo Magnis yang menjadi ahli dari tim kuasa hukum Ganjar-Mahfud di MK?
Dilansir beragam sumber, Rabu (3/4/2024), Romo Magnis memiliki nama lengkap Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis. Ia lahir di Silesia, Jerman, 26 Mei 1936. Romo Magnis adalah anak pertama dari 6 bersaudara dari pasangan Dr. Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Grafin von Magnis.
Romo Magnis diketahui merupakan keturunan bangsawan dari pihak keluarga ayahnya. Keluarga ayahnya memiliki hutan di kawasan Silesia.
Namun, setelah Perang Dunia II, mereka kehilangan harta mereka disebabkan daerah tersebut masuk ke wilayah Polandia.
Setelah kehidupan keluarganya berubah drastis, Romo Magnis yang menjadi harapan keluarga malah memutuskan untuk menjadi Jesuit di novisiat Tarekat. Ayah dan ibunya pun merasa berat akan keputusan Romo Magnis dan menawarkannya untuk berkuliah terlebih dahulu, tetapi Romo Magnis menolaknya.
Romo Magnis bertekad bulat untuk menjadi aktivis gereja. Ia pun mengucapkan tiga kaul seorang birawan Katolik yaitu, taat (kepada atasan), wadat (tidak kawin dan tidak aktif secara seksual), dan miskin (tidak memilki sesuatu secara pribadi).
Romo Magnis mengisi masa mudanya dengan mendalami kerohanian di Neuhausen. Kemudian pada 1957-1960, ia mendalami studi filsafat di Philosophische Hochschule, Pullach, dekat kota Munchen.
Pada 1959, ia mendapat gelar akademik Bakalaureat dalam filsafat, dan setahun kemudian pada 1960 meraih Lizentiat juga dalam bidang filsafat.
Pada 1961, di usianya yang ke 25 tahun, ia dikirim ke Indonesia untuk mengenyam pendidikan di bidang filsafat dan teologi. Ia tinggal di Yogyakarta dan mempelajari Bahasa Jawa dan Kebudayaan Jawa. Ia menjadi fasih berbahasa Jawa.
Pada 1967, ia diangkat menjadi imam (pastor) dan prosesi pentahbisannya dihadiri oleh kedua orang tuanya yang datang dari Jerman. Kemudian ia mendapat kewarganegaraan Indonesia, pada 1977.
Romo Magnis kemudian dikenal sebagai budayawan, tokoh rohaniawan atau pemikir di Indonesia.
Saat ini ia menjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Selain itu, ia menjadi dosen tidak tetap di Fakultas Sastra dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ia memiliki banyak karya dalam bidang kebudayaan dan juga filsafat.
(Fahmi Firdaus )