Soekarno berusaha menganalogikan puasa sebagai penderitaan untuk melatih diri dan Lebaran sebagai kemerdekaan dan buah hasil dari penderitaan atau perjuangan.
Di akhir tulisannya Sokarno menulis: Maka kemenangan-achir pasti dipihak kita! Kalimat ini merefleksikan bukan hanya kemenangan dari satu bulan berpuasa, tapi kemenangan atas perjuangan selama berjuang.
(Qur'anul Hidayat)