MALANG - Cuaca dingin mulai melanda Malang raya pada malam hari beberapa hari terakhir. Namun cuaca itu berkebalikan ketika siang hari yang begitu panas menyengat. Bahkan ketika dilihat di langit, nyaris tidak ada awan yang menyelimuti matahari.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang Linda Fitrotul Muzayanah mengakui, ada perbedaan suhu yang cukup terasa di Malang raya, ketika siang dan malam hari. Ketika siang hari cuaca panas terik begitu menyengat kulit, tapi ketika malam dinginnya menusuk, karena faktor awan.
"Saat ini kira berada di musim kemarau, dimana klimatologisnya intensitas hujan menurun, dan kondisi cuaca cenderung cerah, atau bisa dikatakan berkurangnya tutupan awan, sehingga pada siang hari tidak terdapat penghalang penyinaran matahari mencapai ke permukaan bumi," ucap Linda Fitrotul Muzayanah, dikonfirmasi pada Kamis pagi (27/6/2024).
Selain itu, cuaca terik dan kering ini dipengaruhi oleh posisi angin timur yang dari Australia melintasi Samudera Hindia membawa udara kering menuju daratan Asia, terlebih Malang di sisi selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Hal ini menyebabkan suhu udara di daratan Asia, salah satunya di Indonesia naik. Fenomena ini biasanya terjadi di awal bulan Juni, hingga nanti tiga bulan ke depan.
"Iya rutin terjadi, kalau suhu udara tertinggi 33,8 derajat. Di bulan Juni ini masih awalnya, ungkap dia.
Ketika malam tiba, faktor ketidakadaan tutupan awan juga mempengaruhi suhu udara. Sebab biasanya pada malam hari terjadi pelepasan energi panas secara maksimal, dari permukaan bumi menuju atmosfer tidak terdapat penghalang dari tutupan awan.
"Makanya terasa lebih dingin pada malam hari. Ini secara rutin terjadi seperti itu, bukan karena faktor El Nino," kata dia kembali.
Beberapa bulan ke depan, cuaca diperkirakan suhu udara di Malang ketika malam hari kian dingin. Dari catatan BMKG saja sejauh ini suhu udara Malang ketika malam hari terendah di angka 13 derajat.
"Biasanya nanti puncaknya Juli sampai Agustus lebih dingin lagi," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)