Kisah Jenderal Soedirman Nyaris Gugur saat Disergap Pasukan Sekutu Belanda di Trenggalek

Awaludin - Tri Kurniawan, Jurnalis
Senin 29 Juli 2024 07:20 WIB
Panglima TNI Jenderal Soedirman (foto: Wikipedia)
Share :

PANGLIMA TNI Jenderal Soedirman dan KH Masjkur nyaris gugur, kala serangan pasukan sekutu Belanda di tengah malam di daerah Trenggalek, Jawa Timur. Kala itu, Soedirman yang menjadi panglima tertinggi militer memilih memimpin langsung perang gerilya di hutan belantara dan pelosok - pelosok negeri.

Prof. Mas'ud Said selaku pengusul pahlawan nasional KH. Masjkur menuturkan, langkah perjuangan KH. Masjkur bersama Jenderal Soedirman terjadi saat para pejuang ini melakukan peperangan gerilya di Trenggalek di tahun 1945, pasca kemerdekaan.

"Saya sebagai anggota penasehat tim, ada informasi ada orang Ansor yang waktu itu 2017, masih hidup. Dia mengaku pernah ketemu KH. Masjkur mengantarkan KH. Masjkur, sebagai anggota pasukan," kata Prof. Mas'ud Said ditemui di ruang kerjanya di Universitas Islam Malang (Unisma).

Sang informan ini saat itu usianya memang sudah cukup tua, bahkan sampai langsung menunjukkan dimana lokasi ketika ia bertemu dengan KH. Masjkur yang mengiringi Jenderal Soedirman saat pertempuran mempertahankan kemerdekaan di Trenggalek. Sayang Prof. Mas'ud tak mengingat siapa nama orang yang juga mempunyai sebuah langgar kecil di kampungnya.

 

"Sekarang orangnya sudah almarhum, dia cerita membersamai beliau (Panglima Soedirman dan KH. Masjkur), beliau Pak Dirman (Panglima Sudirman) sama beliau (KH. Masjkur) dikejar Belanda, dikejar tentara sekutu, dikejar siang malam mau dibunuh," terangnya.

Suatu hari ada seseorang mata-mata dari warga masyarakat yang melaporkan ke tentara sekutu bahwa ada pergerakan gerilyawan Indonesia di daerahnya. Laporan itu disampaikan setelah seseorang itu mengintai beberapa waktu hingga akhirnya beredar informasi adanya penyerbuan tentara sekutu ke tempat persembunyian pasukan Jenderal Soedirman dan KH. Masjkur.

"Tapi karena sudah ada pasukan beliau yang memata-matai juga akhirnya melaporkan ini mau diserang, akhirnya semua masuk di sungai," katanya.

 

Pasukan gerilyawan masuk ke sungai dengan mengandalkan rakit yang terbuat dari batang pohon pisang. Mereka lantas kabur menghindari kejaran tentara sekutu di tengah malam dipimpin oleh Jenderal Soedirman.

"Jadi ketika diserang pasukan (tentara sekutu) ini sudah tidak ada orangnya, hanya mungkin perbekalannya saja yang tertinggal," paparnya.

Mas'ud berujar sosok KH. Masjkur memang bukan hanya sebagai seorang ulama, cendekiawan, dan pejuang yang membentuk Laskar Hizbullah di Malang. Laskar Hizbullah inilah yang menjadi salah satu dari sekian banyak pasukan yang bertempur di Pertempuran 10 November 1945 Surabaya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya