Kisah Pasukan Tartar Mongol Dibantai Majapahit

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 24 Agustus 2024 06:27 WIB
Perang kerajaan (foto: dok ist)
Share :

PASUKAN Raden Wijaya dan gabungan beberapa unsur menyerang balik Kerajaan Kediri. Konon serangan itu dilakukan usai Jayakatwang melakukan pemberontakan hingga menewaskan Kertanagara, Raja Singasari terakhir. Serangan gabungan itu juga dibantu oleh Pasukan Tartar itu menuai keberhasilan.

Tapi permasalahan terjadi ketika berhasil dan pembagian tawanan, termasuk dari dua orang anak putri Raja Singasari yang ikut ditawan oleh pasukan Jayakatwang. Perkaranya dua putri raja itu hendak diselamatkan oleh Raden Wijaya yang juga telah menikahi satu dari empat anak dari Kertanagara.

Siasat pun disusun untuk mengelabuhi Pasukan Tartar, agar kedua putri Raja Singasari itu tidak jadi bagian tukar guling pasca kemenangan perang. Arya Wiraraja yang membantu Raden Wijaya pun menyusun skenario dan melobi Pasukan Tartar. 

Sang pasukan Tartar yang konon sempat mengingatkan janji pembagian harta rampasan, dan tawanan itu juga menuntut ke Raden Wijaya. Dikutip dari "Pararaton : Biografi Para Raja Singhasari dan Majapahit" dari tulisan Heri Purwanto, ketika orang-orang Tatar datang meminta dua putri Kertanagara, ia mengarang cerita bahwa keduanya takut melihat senjata sejak Tumapěl runtuh.

 

Orang-orang Tatar disuruh kembali, sedangkan dua putri akan diantar keesokan paginya ke pelabuhan. Ketika serah-terima nanti dilakukan, orang-orang Tatar tidak boleh membawa senjata. Arya Wirarāja menakut-nakuti mereka bahwa kedua putri telah bersumpah akan bunuh diri terjun ke air jika melihat senjata. 

Orang-orang Tatar percaya dan berjanji akan memenuhi persyaratan Arya Wirarāja. Ketika tiba saatnya serah-terima kedua putri, orang-orang Tatar tidak ada yang membawa senjata. Perwakilan mereka diundang masuk ke sebuah gedung bernama bhayangkara, kemudian pintunya dikunci dari luar. 

Ternyata di dalam gedung sudah bersiaga Sora yang kemudian menumpas mereka dengan keris. Sementara itu, orang-orang Tatar yang tidak ikut masuk diamuk oleh Ranggalawe, serta dikejar hingga Pelabuhan Canggu. Maka, tumpaslah semua orang Tatar tersebut.

Di sumber sejarah lain, pada Kidung Ranggalawe pada pupuh 7 bait 135 mengisahkan, Raja Tartar bernama Śrī Taru Laksana Aji, telah pulang ke negerinya untuk mempersiapkan pernikahan, sedangkan urusan menjemput putri Tumapěl diserahkan kepada para punggawa muda, yaitu Sudarśana dan Süryanāśa. 

Cerita selanjutnya sama seperti Pararaton, yaitu pasukan Tartar habis ditumpas oleh Lembu Sora dan Ranggalawe. Sementara itu, Kidung Harşawijaya lebih mendramatisasi perasaan Raden Wijaya, yang malu karena ingkar janji kepada sekutunya. la pun bertanya apakah putri Raja Singasari bersedia menjadi istri raja Tartar. Sesuai dugaan jawabannya mereka tentu tidak bersedia.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya