Skenario BMKG Gempa M8,7 di Megathrust Selat Sunda: Jakarta Diterjang Tsunami Setelah 2 Jam

Binti Mufarida, Jurnalis
Selasa 10 September 2024 17:34 WIB
Skenario BMKG Gempa M8,7 di Megathrust Selat Sunda
Share :

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan skenario jika gempa dengan kekuatan Magnitudo (M) 8,7 terjadi di zona megathrust Selat Sunda. Selanjutnya, wilayah Jakarta akan berpotensi tsunami datang setelah 2 jam terjadi gempa.

Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Septa Anggraini mengungkapkan jarak Jakarta dengan sumber gempa megathrust Selat Sunda sekitar 300 Kilometer.

“Nah ini bagaimana kalau misalnya gempa megathrust kita modelkan, BMKG melakukan pemodelan bagaimana dampaknya dengan wilayah Jakarta?,” kata Septa mengawali penjelasannya dalam dialog Kesiapsiagaan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Ancaman Gempa Bumi Megathrust, di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

 “Jadi megathrust ini antara sumber megathrust dengan Jakarta ini jaraknya lebih kurang 300 Kilometer,”lanjutnya.

Septa selanjutnya membeberkan bagaimana peta guncangan gempa yang berpusat di zona megathrust Selat Sunda.

 “Nah bagaimana dengan dampaknya Jakarta? Kita bisa lihat bahwa ini adalah peta shakemap peta dampak guncangan gempa. Jadi ini dampak guncangan gempa ini bisa berbeda dengan wilayah-wilayah tergantung wilayah itu sendiri,”urainya.

Dia menjelaskan, wilayah Jakarta akan berwarna kuning ke orange atau jika dilihat dari angka berada pada skala 7, yang berarti bahwa jika terjadi gempa di zona megathrust maka kerusakan ringan hingga sedang. Namun, ringan ini apabila bangunan di Jakarta sudah memperhatikan standar bangunan tahan gempa.

“Jakarta bisa kita lihat bahwa berwarna, ini berwarna orange jadi ini menyatakan ini diperlihatkan warna-warna orange, kuning ke orange itu 7? Nah 7 itu bagaimana? Terjadi kerusakan ringan hingga sedang apabila gempa megathrust ini terjadi. Di Jakarta terjadi kerusakan ringan hingga sedang,” ujarnya. 

 

“Nah ringan ini apa? Ringan ini apabila gempa apabila bangunan tersebut sudah memperhatikan apa bangunan tahan gempa ya. Bagaimana dengan bangunan-bangunan yang tidak memperhatikan bangunan tahan gempa. Nah itu bisa lebih buruk dampak kerusakannya,” tambah Septa.

Septa pun menjelaskan skenario jika gempa di zona megathrust Selat Sunda berpotensi tsunami, yang memiliki potensi kekuatan M8,7 dengan gelombang tsunami setinggi 3 meter. Maka, Jakarta juga akan berpotensi terjadi tsunami dengan status waspada yakni tsunami di bawah 0,5 meter.

“Bagaimana dengan Jakarta? Jakarta ini mendapatkan, wilayah Jakarta ya mendapatkan status berwarna kuning kuning ini apa artinya? Di bawah 0,5 waspada, 0,5 meter. Artinya kita tidak boleh “oh gampang 0,5 meter” karena gelombang tsunami dengan gelombang biasa itu berbeda gelombang tsunami itu kan membawa energi ke yang mendorong gelombang biasa saja itu biasa sangat membahayakan apalagi gelombang tsunami walaupun ketinggiannya kurang dari 0,5 meter. Nah ini patut kita waspadai,” jelasnya.

 

Septa pun mengungkapkan estimasi potensi tsunami datang ke Jakarta sekitar 2 jam setelah terjadi gempa yang bertitik di zona megathrust Selat Sunda. “Dan berapa lama sampai ke Jakarta sekitar ini estimasinya estimasi waktu tibanya (tsunami) sekitar 2 jam,”imbuhnya.

Dengan estimasi ini, maka bisa menjadi pelajaran bagi stakeholder hingga masyarakat Jakarta untuk kesiapsiagaan dan menata mitigasi jika terjadi potensi gempa dan tsunami.

“Nah jadi ini yang bisa kita jadikan pelajaran untuk menata mitigasi. Kemudian dari 2 jam ini kan warga Jakarta, kita fokus ke Jakarta dengan waspada dengan kita punya waktu antara gempa di menit ke nol dengan estimasi waktu tiba 2 jam ke utara Jakarta dengan status waspada dengan estimasi ketinggiannya 0,5 meter, 2 jam,”ujarnya.

“BMKG itu kan harus punya kewajiban harus memberikan informasi dalam waktu kurang dari 3 menit. Artinya dikurangi 3 menit tadi masih ada 1 jam sekian gitu ya untuk golden time untuk menyelamatkan diri atau untuk menjauhi pantai,” pungkasnya.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya