AKA juga menegaskan akan mengembangkan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan keahlian dan ketrampilan anak muda Sulteng di bidangnya. Ia mencontohkan perlunya membuka program kompetensi sesuai permintaan pasar misalnya Morowoli, Palu dan Morowali yang berbasis perusahaan nikel dan emas. Sementara untuk vokasi peternakan dan pertanian bisa di Parigi Moutong dan Banggai.
"Pembangunan politeknis sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan Vokasi. Vokasi juga bisa di masukan dalam kurikulum sesuai kebutuhan industri yang ada di Sulteng, kami juga akan memaksimalkan kerja sama sekolah vokasi dengan swasta dan BUMN, jadi anak muda Sulteng sudah siap kerja dan mampu bersaing secara global setelah lulus," ujar AKA.
AKA mengatakan persoalan putus sekolah atau tidak tercapai target Rata-rata lama Sekolah (RLS) terjadi karena faktor kemiskinan warga. Meski sekolah gratis 12 tahun sudah berjalan sejak jaman SBY, kasus putus sekolah cukup tinggi. Lebih lanjut, peraih juara dunia pencak silat ini membeberkan data terakhir bahwa anak usia 16-18 yang tidak sekolah di Sulteng sebanyak 29.064 orang. Sementara anak usia kuliah 19-24 tahun yang belum kuliah sebanyak 208.930 orang.
"Kami akan memberikan beasiswa daerah bagi 29.064 pelajar SMA/SMK dan 208.930 usia kuliah, serta melakukan retrieval anak putus sekolah dan menyekolahkan kembali. Kami pastikan akan ada beasiswa bagi guru untuk melanjutkan pendidikan S2 atau sampai S3 ke Universitas Negeri, karena kunci peningkatan mutu pendidikan juga ada pada tenaga pengajar, " tegas AKA.