Menurutnya, bentrokan itu dipicu permasalahan penguasaan tanah di areal lahan garapan tersebut. Ini sekaligus membantah kabar yang menyebut bentrokan melibatkan kelompok geng motor yang melakukan penyerangan.
"Permasalahan tanah. Konflik lahan antar penggarapan. Kelompok yang saat ini menggarap dan membuka posko di lahan itu diserang. Tapi kita belum tahu dari pihak penggarap mana yang menyerang. Ini masih ditelusuri," ujarnya.
Bentrokan di areal lahan garapan Selambo ini memang kerap terjadi sejak lebih dari 1 dekade lalu. Ribuan petani penggarap hingga mafia tanah kini berebut lahan eks HGU (Hak Guna Usaha) PT Perkebunan Nusantara 2 Tanjung Morawa itu.
Tidak diketahui secara pasti berapa luasan eks HGU PTPN 2 Tanjung Morawa di kawasan yang berbatasan langsung dengan Kota Medan tersebut. Namun puluhan hektare lahan saat ini sudah dikuasai warga dan petani penggarap untuk rumah tempat tinggal dan lahan pertanian.
Kemudian masih ada ratusan hektare lainnya yang kini dikuasai para mafia tanah dengan dibekingi oknum pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) kepemudaan.
(Angkasa Yudhistira)