Presiden Korsel Perintahkan Pemeriksaan, Ini 4 Fakta Kecelakaan Jeju Air yang Tewaskan 179 Orang

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 31 Desember 2024 09:12 WIB
Puing pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, 29 Desember 2024. (Foto: Yonhap)
Share :

SEOUL – Kecelakaan pesawat Jeju Air di yang menewaskan 179 orang di Bandara Muan, Korea Selatan telah mendorong pemeriksaan besar-besaran terkait keselamatan operasi penerbangan di Negeri Ginseng tersebut. Perintah pemeriksaan itu diumumkan langsung oleh Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok sementara penyelidik terus bekerja untuk mengidentifikasi para korban yang tewas.

Sejumlah informasi terkait kecelakaan ini telah disampaikan dan diumumkan oleh media. Namun, masih banyak juga pertanyaan yang perlu dijawab seputar bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan tersebut.

Berikut beberapa fakta terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

1. Dua awak pesawat berhasil selamat

Pesawat Jeju Air 7C2216 melakukan perjalanan dari Bangkok, Thailand, menuju ke Korea Selatan dengan membawa 176 penumpang dan 5 awak. Pesawat ini keluar dari landasan pacu, sebelum menabrak dinding dan meledak saat mendarat di Bandara Internsional Muan, barat daya Korea Selatan pada Minggu, (29/12/2024) pagi, menewaskan 179 orang di dalamnya.

Diketahui, dua awak pesawat berhasil diselamatkan dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit dengan luka-luka sedang hingga parah. Keduanya duduk di bagian belakang pesawat, satu-satunya bagian yang masih dapat dikenali, saat kecelakaan terjadi.

2. Pesawat mendarat tanpa roda pendarat

Rekaman video yang menunjukkan saat-saat terjadinya kecelakaan memperlihatkan bahwa pesawat Boeing 737-800 tersebut meluncur di landasan tanpa roda pendaratan sebelum menghantam dinding dan menimbulkan ledakan api dan puing-puing.

Tak terlihatnya roda pendaratan saat kejadian menimbulkan pertanyaan dari para pakar, terutama karena dalam video tersebut pesawat terlihat melaju dengan sangat cepat, tidak seperti pesawat yang berusaha mendarat.

 

"Saya tidak dapat memikirkan alasan apa pun untuk terpaksa melakukan pendaratan seperti ini," kata pakar keselamatan penerbangan John Nance sebagaimana dilansir Reuters.  

Mantan pilot militer dan komersial itu mengatakan bahwa kecepatan pesawat yang terlihat dalam video menunjukkan bahwa pilot tidak atau tidak dapat mengambil langkah untuk memperlambat pesawat.

3. Diduga alami tabrakan burung

Penyelidik tengah memeriksa dugaan tabrakan burung sebagai penyebab terjadinya kecelakaan tragis ini. Penyelidik juga memeriksa apakah ada sistem kendali pesawat yang dinonaktifkan, dan tergesa-gesanya pilot untuk mencoba mendarat segera setelah mengumumkan keadaan darurat.

Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa saat pilot melakukan pendekatan untuk mendarat sesuai jadwal, mereka memberi tahu pengawas lalu lintas udara bahwa pesawat telah menabrak burung. Pilot kemudian mengeluarkan peringatan Mayday dan mengisyaratkan niat mereka untuk membatalkan pendaratan dan mencoba lagi.

Tak lama kemudian, pesawat jatuh di landasan pacu dengan posisi perut, menyentuh tanah sekira 1.200 meter di sepanjang landasan pacu 2.800 meter dan meluncur ke tanggul di ujung landasan pendaratan.

4. Pesawat Boeing 737-800 berusia 15 Tahun

Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang mengalami kecelakaan diketahui diproduksi pada 2009, yang berarti usianya telah mencapai 15 tahun. Meski begitu, pengamat mengatakan bahwa desain dan perawatan pesawat ini kemungkinan bukan merupakan salah satu factor penyebab kecelakaan.

 

Tetapi perlu dicatat bahwa pesawat Boeing telah menjadi sorotan dalam beberapa waktu belakangan karena rekor keselamatan yang buruk. Bahkan pada hari yang sama dengan kecelakaan Jeju Air 7C2216, beberapa pesawat Boeing lain juga mengalami masalah keselamatan di berbagai belahan dunia, termasuk kecelakaan di Norwegia.

Sehari setelah kecelakaan Jeju Air 7C2216, pesawat Jeju Air lainnya, yang juga menggunakan Boeing 737-800 juga mengalami masalah pada roda pendaratannya dan terpaksa berputar balik setelah lepas landas di Bandara Internasional Gimpo.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya