JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menilai, iklim pers tengah mengalami degradasi saat ini. Untuk itu, ia menyarankan Pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) beserta Dewan Pers untuk membuat aturan guna memperkuat iklim media.
Hal Itu disampaikan Hary dalam acara Konvensi Nasional Media Massa 2025 bertajuk "Disrupsi Berganda terhadap Media Massa," di Hall Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Dalam acara itu, ia menyatakan ingin peran pers sebagai penyuara aspirasi publik.
"Saya ingin mengatakan bahwa Pers mengalami degradasi yang sangat luar biasa. Kita ingin Pers kita berperan sebagai penyuara publik, dalam kaitannya dengan demokrasi. Tapi peranan Pers kita makin kecil," kata Hary.
Ia mengatakan, rasio publik menerima informasi dari media sosial sangat besar ketimbang menikmati konten di media konvensional seperti baik TV, radio maupun siber.
"Itu kurang lebih sekitar 75-25 atau mungkin 80-20. Jadi artinya masyarakat kita itu memperoleh informasi itu 80% justru dari media sosial asing. 20% memperoleh informasi dari jurnalistik yang benar. Dulu koran, sekarang ganti ke portal," kata Hary.
"Jadi dari sini saya bisa katakan peranan kita ini makin kecil dan ini akan berlanjut, karena asing-asing ini kan modal besar, mereka lebih efisien, ada dimana-mana, dan banyak dari mereka juga mungkin gak banyak pajak juga, karena kan iklannya programlatik langsung di luar negeri, kalau kita kan harus bayar pajak," imbuhnya.
Menurutnya, hal itu berdampak pada sisi komersial media. Hary menilai, pendapatan media dari sisi iklan telah mengalami penurunan akibat adanya dominasi media sosial yang terafiliasi "asing."
"Sekarang TV dominasinya cuma 40%, semua tergerus. Digital mungkin sudah 50-an, dan dari 50-an itu 80% digital asing. Ya jadi komersial kita mengalami degradasi, secara informasi kita mengalami degradasi," ucap Hary.