Momen Meriam Mataram Dikerahkan Luluhlantakan Bumi Blambangan

Avirista Midaada, Jurnalis
Senin 28 April 2025 06:33 WIB
Ilustrasi Meriam Mataram Dikerahkan Luluhlantakan Bumi Blambangan/ist
Share :

JAKARTA-  Pasukan Mataram melakukan ekspansi perluasan wilayah ke Blambangan atau masuk wilayah Banyuwangi saat ini. Saat itu Blambangan baru ditaklukkan oleh orang-orang Bali, hal yang membuat Tawang Alun dan para petinggi Blambangan harus bertekuk lutut ke Bali.

Sultan Amangkurat I yang berkuasa di Mataram kala itu pun langsung bereaksi untuk membebaskan Blambangan dari pengaruh Bali. Pangeran Purbaya ditunjuk oleh Sultan Amangkurat I jadi pemimpin pasukan untuk melawan orang-orang Bali.

Awalnya Pangeran Purbaya menolaknya secara halus, hingga munculah masalah. Sang pangeran pun ditanya balik siapa yang mampu menggantikan tugas dari Sultan Mataram itu. Awalnya Pangeran Purbaya kesulitan, hingga akhirnya ia menyebut satu nama yakni Tumenggung Wiraguna.

Dikutip dari "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", Senin (28/4/2025) Tumenggung Wiraguna yang diperintahkan Sultan Amangkurat I atas saran Purbaya pun memerintahkan untuk bersiap-siap memimpin perlawanan terhadap orang Bali. Namun Wiraguna memberi satu syarat yakni Tumenggung Danupaya harus menyertainya.

Tumenggung Mataram itu akan memimpin rakyat semua daerah pantai dan akan bergerak melalui laut. Lalu diikuti dengan penuturan kisah tentang keberangkatan barisan yang meriah dan semarak. Naskah kuno Serat Kandha menambahkan pula bahwa kedua panglima itu membawa serta meriam-meriam Mataram.

Persenjataan canggih itu dibawa oleh pasukan artileri Kerajaan Mataram, yang kala itu jarang dimiliki pasukan lain.

Sedangkan menurut Babad Tanah Djawi menyatakan, adipati Sampang sampai harus menyediakan prajurit. Pasukan dari darat itu tiba di suatu daerah pada perbatasan Pasuruan, kecuali Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupaya. Sementara orang-orang Bali telah bergabung dengan rakyat Blambangan, yang berdiri di garis terdepan melindungi orang-orang Bali.

Pemimpin mereka adalah lurah Jabana dan Panji Pati, dimana menurut Serat Kandha dikatakan Panji Wanengpati. Sedangkan Tawang Alun dan Wiranegara memimpin garis belakang. Mula-mula pihak Mataram mundur, tetapi karena siasat Wiraguna, mereka menang lagi.

 

Ki Rangga gugur melawan Bang Wetan, Panji Pati pun tewas. Suatu pertempuran sengit terjadi antara Jabana dan Citrayuda dari Ponorogo, dan yang terakhir ini gugur. Akhirnya orang Bali dan rakyat Blambangan melarikan diri, Wiranegara lari ke jurusan timur laut.

Setelah berunding selama satu malam, Tawang Alun dan Wiranegara memutuskan untuk menyeberang ke Bali. Segala apa yang ditinggalkan dirampok. Lebih dari 1.500 cacah dibawa serta oleh pihak Mataram. Wiraguna sendiri ketika menerima berita tentang meninggalnya Pangeran Aria Alit, menjadi sangat terkejut.

Ia bertekad lebih baik gugur di medan pertempuran daripada kembali pulang. Diputuskan untuk mengejar rakyat Blambangan sampai ke Bali. Karena itulah dilakukan penyeberangan ke sana.

Panji Arungan mempertahankan daerah pantai. Akhirnya muncul pula Tumenggung Mataram dengan armada perangnya, dan terjadilah pertempuran sengit di laut. Panji Arungan tewas, kepalanya dipenggal dan kapalnya dikuasai.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya