Bupati Imron mengaku pertama kali mengetahui insiden tersebut dari pemberitaan media. Meski dilakukan dengan uang pribadi, ia tak menampik bahwa aksi seperti itu bisa memicu pertanyaan publik dan berpotensi merusak citra pemerintahan desa.
“Kalau nyawernya kecil dan hanya sekali mungkin tidak terlalu jadi sorotan. Tapi kalau sering dan besar-besaran, masyarakat bisa salah paham,” ucapnya.
Sementara itu, Kuwu Karangsari, Casmari, telah mengakui bahwa dirinya adalah sosok dalam video yang beredar. Ia pun menyatakan telah dipanggil dan diberikan pembinaan oleh pihak kecamatan.
“Benar, saya sudah dipanggil dan diarahkan agar tidak mengulangi perbuatan serupa,” ujar Casmari singkat.