Theo juga tak bisa membendung air mata bahagianya karena lolos seleksi tingkat nasional. Dirinya bahkan tidak berani masuk ke kamar agar tak mengganggu kebahagiaan ayahnya.
"Mau masuk tapi karena canggung dan malu, saya cuma lihat dari luar saja, terus langsung keluar," tuturnya.
Theo menceritakan selama mengikuti seleksi mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional, ayahnya selalu membantu dirinya. Sejak pagi hari, dia dibangunkan oleh ayahnya untuk berlatih fisik.
"Jam 4 pagi ayah sudah bangunkan saya, sudah pakai sepatu, lari, jogging, makan telur. Semuanya: push up, sit up, latihan PBB sampai jam 6 baru bisa siap ke sekolah. Jadi setiap hari begitu saja terus," tuturnya.
(Fetra Hariandja)