Peringati HUT ke-80 Republik Indonesia, Kemenbud Gelar Kegiatan Bulan Proklamasi

Rizqa Leony Putri, Jurnalis
Minggu 17 Agustus 2025 16:28 WIB
Museum Perumusan Naskah Proklamasi menggelar Bulan Proklamasi dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

JAKARTA – Museum Perumusan Naskah Proklamasi menggelar serangkaian kegiatan Bulan Proklamasi yang menjadi agenda rutin untuk mengenang peristiwa bersejarah dirumuskannya naskah Proklamasi pada 16 Agustus 1945. Hal ini dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Momentum peringatan Bulan Proklamasi ini turut disemarakkan dengan sejumlah agenda, antara lain Tapak Tilas Proklamasi dan Pameran Temporer bertema “Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah”.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon hadir untuk membuka Tapak Tilas Proklamasi sebagai rangkaian dari perayaan Bulan Proklamasi. Memulai sambutannya, Menbud kembali menegaskan kepada para peserta Tapak Tilas untuk selalu meneladani tokoh-tokoh nasional Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

“Banyak tokoh pemuda yang ingin memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tapak Tilas Proklamasi dimulai di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, sebab dari tempat inilah teks proklamasi dirumuskan,” tuturnya.

Menbud Fadli berharap bahwa perayaan 80 tahun Indonesia merdeka dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk siswa-siswi yang mengikuti Tapak Tilas Proklamasi.

“Semoga perjuangan para pahlawan kita tidak sia-sia, karena dengan perjuangan mereka, kita bisa hadir di sini. Di tahun 2045 nanti, teman-teman pesertalah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin di Indonesia,” ujarnya.

Kegiatan Tapak Tilas Proklamasi sendiri merupakan tradisi tahunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 16 Agustus.

Prosesi ini dilakukan untuk mengenang kembali memori penting detik-detik proklamasi dan menghidupkan semangat perjuangan tokoh-tokoh yang ikut andil saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pawai Tapak Tilas Proklamasi diikuti perwakilan Sekolah Menengah Atas se-Jakarta dengan menghadirkan sekitar 200 siswa. Para peserta berjalan bersama dari titik awal di Museum Joang 45, kemudian bergabung bersama peserta lainnya di Museum Perumusan Naskah Proklamasi untuk bersama-sama menuju titik akhir di Tugu Proklamasi.

Selain itu, pawai tersebut turut melibatkan partisipasi masyarakat umum, seperti penampilan Angklung Posyandu Lansia, Kerontjong Toegoe, Sanggar Ayodya Pala, serta Komunitas Bermain.

Pawai tersebut resmi dibuka dengan penyerahan bendera merah putih secara simbolis oleh Menteri Kebudayaan kepada Paskibraka, dilanjutkan dengan pelepasan peserta pawai oleh Menteri Kebudayaan, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan; Anak ketiga Mohammad Hatta, Halida Hatta; serta Dewan Harian Nasional 45, Eddy Sjafuan.

Rangkaian Bulan Proklamasi dilanjutkan dengan pembukaan pameran temporer dari pelukis sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1964–1965, Henk Ngantung. Mengambil tema “Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah”, pameran tersebut menampilkan koleksi dan juga narasi yang berkaitan dengan ketokohan Henk Ngantung yang cukup berjasa dalam bidang seni dan diplomasi di era kemerdekaan.

Membuka pameran, Menbud Fadli menyatakan bahwa terdapat dua lensa yang dapat diresapi dalam karya-karya Henk Ngantung, yaitu seni sebagai kesaksian sejarah dan seni sebagai imajinasi kewargaan.

“Lukisan-lukisan beliau mengajak kita merasakan empati, menumbuhkan identitas kebangsaan, hingga menyuburkan semangat gotong royong. Bagi generasi perupa muda, sosok Henk memberi teladan tentang integritas dan etos bagi publik,” ucapnya.

Pameran Henk Ngantung resmi dibuka dengan pemukulan Rampak Gendang oleh Menteri Kebudayaan, Wakil Menteri Kebudayaan, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kepala Museum dan Cagar Budaya, Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, putri Henk Ngantung, Geni Ngantung, putri Ahmad Subarjo, Dewi Subarjo serta Dewan Harian Nasional 45, Eddy Sjafuan. 

Acara ini turut dihadiri Kepala Arsip Nasional, Mego Pinandito; Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz; serta perwakilan Duta Besar India. Mendampingi Menteri Kebudayaan hadir pula Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan; Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; Kepala Pusat Data dan Informasi, Fitra Arda; Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Esti Nurjadin. 

Menutup rangkaian acara, Menteri Kebudayaan berharap agar kebudayaan dapat menjadi pembangun dialog antarbangsa, pelestari identitas budaya, serta pendorong perubahan sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan.

“Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menghargai proses perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia,” tuturnya.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya