China Catat Perlambatan Industri, Hadirkan Dampak Sosial dan Ekonomi

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 19 Agustus 2025 12:54 WIB
Ilustrasi.
Share :

Para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja menghadapi keterbatasan pilihan di pasar tenaga kerja yang melemah.

Pekerja migran, yang merupakan bagian penting dari tenaga kerja industri di Delta Sungai Mutiara, termasuk yang paling terdampak. Banyak dari mereka, yang sebelumnya menggantungkan diri pada penghasilan terbatas, harus kembali ke daerah asal di pedesaan dengan prospek kerja yang minim.

Bagi karyawan perusahaan seperti Wuzhu Electronic Technology, penutupan berarti perubahan langsung bagi hampir 6.000 keluarga.

Di Dongguan, penutupan perusahaan lama seperti Yee Fung Sports Technology turut berdampak sosial pada komunitas yang bergantung pada upah pabrik.

Setiap penutupan perusahaan juga berdampak pada pemasok, perusahaan transportasi, dan bisnis lokal yang mengandalkan aktivitas pabrik.

Restoran, pasar perumahan, dan pedagang kecil di kawasan industri mengalami penurunan permintaan seiring berkurangnya daya beli pekerja.

Apa yang dimulai sebagai kontraksi industri kini menjadi perlambatan ekonomi yang lebih luas.

Kehancuran yang Lebih Luas

Gelombang penutupan di pusat manufaktur terpenting China menandai kemunduran model ekonomi.

Selama puluhan tahun, Delta Sungai Mutiara melambangkan janji tenaga kerja murah, produksi massal, dan pertumbuhan ekspor. Kini, wilayah tersebut mencerminkan kemunduran dengan pabrik yang menganggur, utang yang belum terselesaikan, dan pengangguran besar-besaran.

Kontraksi telah mencapai perusahaan yang berdiri puluhan tahun dengan investasi asing dan pasar ekspor mapan, menunjukkan tidak ada sektor yang kebal dari kemerosotan.

 

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya