Fadli kemudian menegaskan komitmen Indonesia yang tertuang dalam Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945. “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya," ucapnya.
Dirinya menggarisbawahi dua narasi utama kebudayaan Indonesia: sebagai negara megadiversitas dengan lebih dari 1.340 suku dan 718 bahasa daerah, serta ribuan warisan budaya takbenda dan sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, dengan temuan arkeologis Homo erectus, lukisan gua prasejarah tertua di dunia, dan tradisi megalitikum yang kaya.
Cultural dinner yang dihelat di halaman Museum Benteng Vredeburg ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan organisasi internasional, di antaranya Vice-Chair of the Inter-Parliamentary Cooperation Committee Ravindra Airlangga, anggota SEAPAC; Lee Chean Chung (Malaysia), Ty Sokun (Kamboja), Nophadol In-na dan Nobpadol Tibpayachol dari Thailand.
Hadir pula Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Dr. Wawan Mas’udi, Kepala UNODC Indonesia Erik van der Veen, National Focal Point UNFCCC Ary Sudijanto, serta Country Director of the Westminster Foundation for Democracy Ravio Patra.
Sementara itu, dari Kementerian Kebudayaan hadir mendampingi Menbud Fadli, antara lain Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti, Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga Rachmanda Primayuda, dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan Mardisontori.