JAKARTA – Sebuah kejutan tak terlupakan datang untuk Juniar Diah Afifah (16), siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan. Di tengah hari belajar yang tampak biasa, ia tak menyangka akan menerima pesan motivasi langsung dari Presiden Prabowo Subianto—ditulis tangan di secarik kertas, diam-diam ditinggalkan di kamarnya.
"Belajarlah yang baik, hormati guru. Cintai ayah dan ibu. Rajin sembahyang. Selalu sopan dengan teman. Olahraga selalu. Cintai Tanah Air. Semangat terus. Selalu gembira!" tulis Presiden Prabowo dalam catatan sederhana namun penuh makna.
Kisah ini bermula saat Presiden mengunjungi SRMA 10 Jakarta Selatan. Saat itu, suasana sekolah berjalan seperti biasa hingga terdengar pengumuman mengejutkan: Presiden akan datang berkunjung.
“Aku kaget, enggak nyangka banget,” ujar Juniar, siswi asal Setiabudi, Jakarta Selatan. Para guru segera meminta para siswa bersiap menyambut tamu istimewa.
"Rasanya deg-degan, buru-buru rapi-rapi, ganti baju, terus ke lapangan. Waktunya singkat banget," kenangnya.
Begitu mobil rombongan Presiden memasuki halaman, tepuk tangan dan sorakan pun menggema. Di antara barisan siswa yang menyambut, berdirilah Juniar—bangga sekaligus gugup.
Hari itu menjadi kali pertama Juniar melihat langsung sosok Presiden dari dekat. Lebih dari itu, ia mendapat kesempatan tampil membawakan Yel Lagu Lingkungan (YLL) di hadapan orang nomor satu di Indonesia.
“Rasanya semangat banget, campur deg-degan. Aku enggak pernah kebayang bisa tampil langsung di depan Presiden,” ujarnya.
Namun, kejutan paling berkesan datang setelah acara selesai. Saat kembali ke kamar asrama, Juniar mendapati buku catatannya terbuka di atas meja. Di dalamnya, tertulis pesan tangan dari Presiden Prabowo.
Begitu menyadari bahwa tulisan itu asli dari Presiden, Juniar langsung berlari ke teman-teman asrama untuk membagikan kabar bahagia.
"Aku langsung pamer ke teman-teman," katanya sambil tertawa. “Teman-teman bilang iri, tapi mereka ikut senang juga.”
Kini, pesan itu akan segera ia laminating dan pajang di dinding kamarnya. Bukan sekadar kenang-kenangan, tapi juga sebagai penyemangat.
“Setelah baca surat itu, aku jadi makin semangat. Aku pengin raih cita-cita tinggi. Insya Allah bisa kuliah di luar negeri dengan beasiswa, terus jadi pengusaha di bidang kreatif,” ujarnya penuh tekad.
(Fetra Hariandja)