RUMBIA - Setelah isu sms santet beredar, kini giliran isu pembunuhan jarak jauh yang dilakukan melalui telepon selular (hp). Seperti terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Dua warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana ini nyaris tewas setelah menerima telpon dari nomor dan orang yang tak dikenal.
Salah seorang korban, Janna (30) mengungkapkan, sehari setelah isu sms beredar, pukul 11.00 Wita keesokan harinya dia dihubungi melalui hp-nya oleh nomor yang tidak ia kenal.
Saat ia mengangkat telpon tersebut, terdengar suara laki-laki yang sangat mengerikan dan mengatakan bahwa ketika telpon ini diangkat, berarti si penerima telpon (Janna, red) akan mati.
Dia menambahkan, tak berselang lama si penelpon dengan menggunakan nomor yang sama kembali mengirimkan pesan singkat (SMS) berisi "Anda sudah membuka sms saya berarti anda akan mati".
"Memang saya sudah dengar isu ada penelpon yang bisa membuat kita mati, tapi dalam isu yang berkembang, nomor HP yang bersangkutan berwarna merah tapi yang menghungi saya nomornya tidak berwarna merah. Sehingga saya tidak curiga," ungkap Janna masih dalam kondisi tubuh lemas seraya memperlihatkan nomor HP lelaki yang menghubunginya tersebut yakni 085253964666, Sabtu (17/5/2008).
Selanjutnya, Janna menuturkan, setelah menerima telpon dari orang yang tak dikenal itu, ia tiba-tiba merasakan keanehan terjadi pada dirinya. Seluruh tubuhnya terasa gemetar, lemas, dan tak mampu digerakkan.
Dia pun bergegas membaringkan diri. Saat yang bersamaan, Janna merasa perutnya kembung dan membesar. Sontak saja, ia kaget dan langsung berteriak memanggil suami dan keluarganya yang lain.
"Tapi saya masih tetap tenangkan diri dan berusaha untuk kembalikan semuanya pada Allah. Karena biar bagaimanapun hidup dan mati seseorang Allah SWT yang menentukan", ujarnya.
Hal yang sama dialami Herman (28). Saat bersamaan, warga Kelurahan Kampung Baru ini ternyata mendapat telpon dengan cirri yang sama sekira pukul 17.00 Wita. Saat itu, Herman ditelpon oleh seseorang tapi nomornya tidak tercantum nomornya alias tertera "nomor pribadi" sehingga ia tidak curiga.
"Saya kira yang telpon adalah ipar saya dari Malaysia karena biasanya kalau dia telpon selalu tertulis �~nomor pribadi'. Tapi setelah saya angkat, si penelpon berbicara halo tapi dengan nada suara yang mengerikan. Lalu secepatnya saya matikan HP karena itu bukan suara ipar saya," tuturnya.
Tak berapa lama kemudian, Herman merasakan seluruh tubuhnya kram, gemetar, dan lemas bagaikan tersengat aliran listrik. Kemudian ia bergegas mandi dan salat guna menenangkan diri.
Anehnya, tiba-tiba perut Herman kembung dan membesar seperti kondisi yang dialami Janna. Sehingga ia merasa khawatir dan ketakutan. Melihat kondisi Herman yang sudah terkulai lemas, istri, dan keluarga secepatnya mencari dan memanggil ustaz.
(Kemas Irawan Nurrachman)