Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bocah Bandung Hilang Nyasar di Pasuruan

Destyan Soejarwoko , Jurnalis-Rabu, 12 November 2008 |19:33 WIB
Bocah Bandung Hilang Nyasar di Pasuruan
Encep
A
A
A

PASURUAN - Senyum bocah malang bernama Encep itu langsung mengembang tiap kali diingatkan tentang ibunya yang tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Entah bagaimana sebenarnya perasaan bocah laki-laki berusia 9 tahun itu. Sudah sebulan lebih ia tidak berkumpul dengan keluarganya. Ibunya konon tinggal di daerah Bandung, Jawa Barat. Alamat pastinya tidak begitu jelas. Encep, begitu bocah culun (lugu) ini biasa dipanggil, mengaku sama sekali tidak ingat asal-usulnya. Bahkan nama keluarganya pun tidak bisa dia ingat.

Maklum, dia mengalami keterbelakangan mental. Orang kebanyakan mengatakan Encep tergolong anak idiot. Tapi tidak gila. Secara umum dia normal. Meski untuk diajak bicara, dia tidak selalu bisa nyambung. Perlu ketelatenan untuk berbincang akrab dengan bocah malang ini.

Proses perpisahan Encep dengan keluarganya selama hampir sebulan lebih itupun juga belum jelas. Kepada Ali Yadi (56), satpam Panti Sosial BRSBD Suryatama, Bangil, Encep mengatakan dia pergi begitu saja dari rumah.

Selalu memiliki keinginan pulang, tapi tidak tahu jalan menuju tempat tinggalnya yang katanya berada di daerah Bandung.

Bocah berwajah bulat dengan kulit sawo matang dan tinggi kira-kira 120 centimeter itu mengaku awalnya hanya bermain ke stasiun. Lalu ikut kereta yang ternyata menelantarkannya hingga ke Jawa Timur.

Pernah beberapa hari di Malang, lalu terakhir diketahui warga berkeliaran di sekitar alun-alun Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Selasa malam (11/11/2008)sekira pukul 24.00 WIB.

"Seorang pedagang mi ayam di alun-alun Bangil curiga anak ini adalah bocah hilang yang sempat ditayangkan SCTV. Wajahnya mirip sekali," kata Ali Yadi menceritakan kronologi penemuan Encep.

Karena merasa kasihan, lanjut Ali, pedagang mi tadi menelpon Paul, wartawan SCTV yang ngepos di Pasuruan. Dari laporan itu lantas Encep di antar menuju panti asuhan terdekat.

Dipilihlah Panti Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BRSBD) Suryatama yang beralamat di Jalan RA Kartini nomor 292, Bangil.

Ironis, pihak BRSBD ternyata menolaknya mentah-mentah. Dengan alasan, Encep tidak menderita cacat tubuh. Alamatnya juga tidak jelas sehingga bocah malang itu direkomendasikan untuk dibawa ke panti asuhan khusus cacat mental yang ada di Kota Pasuruan.

"Karena kasihan, saya akhirnya membawa Encep pulang ke rumah. Biar disini dulu sampai ada anggota keluarganya menjemput," kata Ali Yadi diamini istrinya Nurjanah.

Mereka tinggal di Dusun lumpang Bolong, Kelurahan Dermo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan bersama enam anaknya yang sudah beranjak dewasa.

Masalahnya, siapa sanak-kadang encep sama sekali tidak jelas. Si Encep yang tidak bisa baca tulis sama sekali tidak ingat alamat lengap rumahnya. Dia hanya menyebut Bandung berkali-kali. Tapi di desa dan kecamatan mana, dia hanya geleng kepala. Demikian juga saat ditanya nama ibunya yang biasa dia panggil mamak'e.

"Heee, kangen. Aku pengen pulang," jawab Encep saat ditanya apakah dia merindukan ibunya yang mungkin kebingungan di rumah.

Kalimat itu meluncur begitu saja dengan polos. Seakan tanpa ekspresi. Tapi dari gurat wajahnya yang sontak sumringah, terkesan sekali bahwa di alam bawah sadarnya, Encep sangat rindu pelukan sang mamak.

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement