 
                JAKARTA - Fakta mencengangkan seputar sejarah Timor Leste mewarnai kurikulum mata pelajaran sejarah di Indonesia. Kisah tentang eks provinsi termuda di Indonesia itu raib sejak tahun 2006.
  "Kurikulum tahun 2004 masih ada cerita tentang sejarah Timor Leste, namun pada tahun 2006 tidak ada," ujar Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam dalam diskusi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (7/12/2009) malam.
  Meyikapi fakta tersebut, Asvi lantas mempertanyakan ke pihak Departemen Pendidikan Nasional. Sebab, kurikulum pelajaran sejarah pada tahun-tahun sebelumnya senantiasa menyinggung tentang proses integrasi Timor Timur ke Indonesia serta referendum pada tahun 1999. 
  Kekecewaan luar biasa dirasakan Asvi ketika mendapatkan jawaban atas ketiadaan sejarah Timor Leste di buku sejarah Indonesia dari pihak Departemen Pendidikan Nasional. Disebutkan, pihak yang bertanggungjawab menyusun materi kurikulum lupa memasukkan materi tentang Timor Leste. "Petugasnya menjawab lupa," sesalnya.
  Kendati demikian, Asvi sedikit memaklumi alasan di atas. Pasalnya, pada saat penyusunan materi kurikulum sejarah, petugas yang bertanggungjawab tengah mendapatkan cobaan, karena menghilangkan kata PKI dalam sebutan G 30 S. 
  "Saat itu ada yang komplain, lantas petinggi Depdiknas meminta Kejagung agar memeriksa oknum PNS yang menghilangkan kata PKI. Akibatnya oknum yang merasa bertanggungjawab jadi banyak pikiran," terangnya.    
(TB Ardi Januar)