Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korban Cuaca Dingin Eropa Bertambah Jadi 600 Orang

Khairisa Ferida , Jurnalis-Selasa, 14 Februari 2012 |11:48 WIB
Korban Cuaca Dingin Eropa Bertambah Jadi 600 Orang
Cuaca dingin yang melanda Eropa (Foto: AP)
A
A
A

MOSKOW - Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan, cuaca dingin ekstrim yang melanda Rusia hingga saat ini dilaporkan telah menewaskan 250 orang. Hal ini membuat jumlah korban tewas di seluruh kawasan Eropa akibat cuaca dingin ekstrim meningkat menjadi 600 orang.

"Sejak tanggal 1 Januari hingga 13 Februari, 215 orang tercatat tewas akibat cuaca dingin ekstrim. Sementara itu sekira 5.546 orang menderita hipotermia dan radang dingin, 154 di antaranya adalah anak-anak," ujar laporan yang dilansir Kementerian kesehatan Rusia seperti dikutip AFP Selasa, (14/2/2012).

Selama 24 jam terakhir, suhu terdingin di Rusia tercatat mencapai minus 52,8 derajat celsius di Toko negara bagian utara Sakha.

Sementara itu di Georgia, otoritas setempat mendirikan penampungan darurat di Kota Tbilisi setelah dua tunawisma meninggal akibat cuaca dingin.

"Ini merupakan situasi yang sangat serius. Sejauh ini para tunawisma menjadi fokus perhatian pemerintah," ujar Walikota Tbilisi Gigi Ugulava.

Di Rumania, jumlah korban tewas akibat cuaca dingin ekstrim meningkat menjadi 74 orang pada Senin akibat salju tebal yang menyelimuti bagian selatan negara itu.

Sementara itu cuaca dingin ekstrim juga menewaskan 20 orang  di Serbia dan 13 di Bosnia. Cuaca dingin ekstrim juga ikut menyebabkan 10 orang di Kosovo tewas.

Di Sarajevo salju lebat menyebabkan atap gedung olah raga di Skenderija runtuh, namun tidak ada yang korban terluka dalam insiden itu.

Meski salju tebal terus turun di sejumlah negara seperti Rumania dan Bulgaria namun cuaca pada pertengahan bulan Februari di sebagian negara-negara Eropa Barat berangsur-angsur kembali normal.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement