JAKARTA - Selama ini berkembang pemikiran bahwa kebanyakan orang Indonesia yang berada di luar negeri adalah tenaga kerja Indonesia (TKI). Padahal diaspora Indonesia juga terdiri dari kalangan profesional dan pengusaha.
"Dua tahun lalu belum ada satu kebijakan pun yang dimiliki pemerintah tentang diaspora Indonesia. Pemerintah hanya fokus pada TKI saja," ujar Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, dalam acara diskusi diaspora Indonesia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (26/2/2013).
Dubes Dino menjelaskan, yang dianggap sebagai diaspora Indonesia bukan hanya TKI saja. Namun juga WNI lainnya yang berada di luar negeri, WNI yang kini menjadi WNA, serta WNA yang memiliki hubungan dengan Indonesia.
"Pemerintah mencatat ada 4,5 juta WNI yang kini ada di luar negeri. Tapi jika kita memakai konsep diaspora yang luas saya kira kita memiliki sampai dengan 20 juta orang yang memiliki hubungan Indonesia," terang Dino.
Dino menceritakan ia terkejut ketika mengetahui bahwa kebanyakan WNI yang tinggal di AS saat ini ternyata memiliki pendapatan lebih besar dari warga AS biasa.
"WNI yang ada di AS rata-rata memiliki pendapatan USD59 ribu atau sekira Rp572 juta (Rp9.706 per USD) per tahunnya. Sedangkan rata-rata pendapatan warga AS hanya USD49 ribu atau sekira Rp475 juta," pungkasnya.
Oleh karena itu ia berusaha menghapuskan pemikiran bahwa Indonesia hanya mengirim TKI ke luar negeri yang hanya membuat negara ini minder.
"Tidak hanya pemerintah dan rakyat Indonesia yang tidak sadar potensi diaspora. Banyak diaspora Indonesia di luar negeri pun tidak tahu kalau mereka bisa memberikan manfaat bagi negara asal mereka," pungkas mantan juru bicara kepresidenan itu.
(Fajar Nugraha)