MEDAN - Setelah mendapat kabar mengenai kondisi Ramadhan Kusuma dan Kiki keluarga keduanya berdatangan ke RS Bhayangkara Polda Sumut di Jalan KH. Wahid Hasyid, Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, keluarga tidak mengetahui keduanya tewas dalam penggerebakan narkoba.
Kekesalan keluarga dua terduga bandar narkoba tersebut memuncak, setelah polisi yang berjaga tidak mengizinkan mereka melihat jenazah keduanya di ruang instalasi jenazah. "Kenapa saya tidak diizinkan melihat Kiki, dia itu anakku," kata Azwar (52).
Dia berharap polisi segera memberi kejelasan penyabab kematian ponakannya, serta membiarkan pihak keluarga membawa jenazah Kiki untuk disemayamkan. "Seharusnya kami diberitahu kejadian yang sebenarnya, jangan diperlakukan seperti ini," kesalnya.
Azwar mengatakan, kedatangannya ke rumah sakit lantaran mendapat informasi yang menyebutkan Kiki dan Ramadhan mengalami kecelakaan. Keluarga baru mengatahui bahwa keduanya tewas ditembak tim Direktorat Mabes Polri dalam penggerebekan narkoba, dari awak media yang melakukan peliputan.
Keluarga pun tidak langsung percaya. Menurut Azwar, ponakannya itu bekerja sebagai kontraktor di Medan. Dia juga baru menikah empat bulan lalu. "Tidak mungkin Kiki terlibat narkoba, dia itu pemborong proyek," akunya.
Seperti diberitakan, Ramadhan dan Kiki tewas ditembak polisi saat dalam penggerebekan narkoba di salah satu perumahan di kawasan Medan Sunggal pada Selasa, 23 April petang. Diduga, keduanya yang merupakan teman sekolah sejak tingkat menengah atas itu, berusaha melarikan diri saat akan dibekuk.
Selain dua orang tersebut, ada delapan pelaku lain yang ikut diamankan, karena diduga kuat sebagai pengedar narkoba jaringan internasional.
(Risna Nur Rahayu)