JAKARTA - Paska pembakaran Polsek Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan dan pemblokiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), situasi kini mulai kondusif.
"Hari ini situasi terkendali, yang hadir di sana Brimob Sumsel, Brimob Jambi, 2 kompi TNI," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Kemudian, tim Inafis Mabes Polri juga ada di lokasi untuk mengumpulkan fakta-fakta dan Kepolisian juga melakukan dialog, dengan tokoh setempat untuk menyelidiki kasus pembakaran dua Mapolsek tersebut.
"Keterlibatan tokoh-tokoh yang mereka hormati juga penting, dan kita harap dapat berperan lebih besar agar masyarakat lebih tertib hukum," tegasnya.
Sementara itu, hingga hari ini belum ada masyarakat yang ditetapkan sebagai tersangka. polisi baru mengumpulkan keterangan-keterangan.
Namun dipastikan Boy, empat buronan pelaku pencurian dan kekerasan juga diketahui ikut dalam pemblokiran Jalinsum bersama warga. "Empat DPO yang diduga ada saat blokir jalinsum insial R,M,S,S mereka pelaku curas," sambungnya.
Pada kesempatan ini Polri juga menyayangkan adanya aksi pembakaran Polsek tersebut. Diketahui aksi pembakaran terjadi karena warga marah atas ditembaknya Herlika alias Heri (19).
Padahal, Heri yang merupakan buronan kasus pencurian disertai kekerasan itu terpaksa ditembak karena melawan dengan cara ingin menembakan peluru dari senjata api rakitan ke petugas saat akan ditangkap.
"Resiko penegakan hukum memang beresiko seperti ini. Bukan saja penegakan hukum yang jadi fokus, tapi bagaimana meningkatkan kesadaran hukum di masyarakat. Hukum yang berlaku dihatapkan dapat dipahami, dihormati oleh masarakat kita," simpulnya.
Akibat dibakarnya dua Mapolsek tersebut, pelayanan masyarakat pun terpaksa dialihkan. "Pelayanan terpaksa dialihkan ke polres dan polsek tetangga,"tandas jenderal bintang satu itu.
(K. Yudha Wirakusuma)