Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement
Sidang Penyerangan LP Cebongan

Cerita Teman Satu Sel Dicky Sebelum Dieksekusi

Prabowo , Jurnalis-Kamis, 04 Juli 2013 |15:35 WIB
Cerita Teman Satu Sel Dicky Sebelum Dieksekusi
Sidang kasus Cebongan
A
A
A

YOGYAKARTA - Sidang beragenda pemeriksaan saksi kembali digelar di Pengadilan Militer (Dilmil) II-11 Yogyakarta, dengan terdakwa Serda Ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto, dan Koptu Kodik. Lima saksi yang dihadirkan yakni, Suratno, Hendiana, Setiawan, Arif Nugroho, dan Tego Waseso.

Lima saksi itu merupakan penghuni satu ruang tahanan Blok A-5 Lapas Cebongan, Sleman. Ruang Blok A-5 atau Blok Angrek tersebut menjadi tempat eksekusi empat tahanan titipan Polda DIY atas perkara pengeroyokan hingga menyebabkan tewasnya prajurit Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sedianya, kelima saksi tersebut meminta mengenakan sebo atau penutup muka saat hadir di persidangan, samun setelah tidak diperkenankan mengenakan sebo, mereka tetap bersedia hadir tanpa mengenakan penutup wajah.

"Tidak usah takut dalam persidangan. Sampaikan yang diketahui, dilihat, didengar atas suatu peristiwa. Saksi tau kenapa dihadirkan dalam persidangan?," tanya Ketua Majelis Hakim, Letkol Joko Sasmito, kepada kelima saksi, Kamis (4/7/2013).

"Kalau melihat ya sampaikan, kalau mendengar tidak melihat ya sampaikan mendengar," paparnya.

Oditurat Militer (Otmil) yang dipimpin Kaotmil, Letkol Budiharto, mendapat kesempatan pertama untuk bertanya kepada saksi. Dia meminta penjelasan mulai dari masuknya 11 tahanan titipan Polda DIY pada Jumat, 22 Maret hingga peristiwa tewasnya empat tahanan dari 11 orang tersebut.

"Awalnya ada 24 orang kemudian masuk 11 menjadi 35 orang. Saya satu ruangan dengan Dicky. Saya enggak tau namanya, taunya cuma Dicky," kata Setiawan.

Dia sempat mengobrol dengan korban saat perkenalan. Namun saat dirinya menanyakan kasus hukum yang menjeratnya, Dicky enggan menjawab. "Saya sempat tanya kasus apa, tapi dia tidak menjawab kasus pembunuhan anggota Kopassus," paparnya.

Setiawan mengaku, sekira pukul 22.00 WIB sedang tiduran di dekat jendela. Karena ada suara kegaduhan, dirinya terbangun.

"Yang saya lihat ada orang mengenakan penutup muka dan bertanya, mana Dicky, mana Dicky, mana Dicky. Dia hanya satu orang dan membawa senjata laras panjang," paparnya.

Beberapa saat tidak ketemu, orang yang menggunakan sebo tersebut meminta semua tahanan berkumpul menjadi satu di lapangan.

"Dicky, Deddy, dan Juan bersembunyi. Kalau Adi ikut perintah orang tersebut. Di luar ada satu orang yang sama dengan pelaku. Saya lihatnya hanya tiga orang," paparnya.

Dia melihat Sipir Lapas Cebongan, Tri Widodo, membuka pintu sel A-5. Saat itu masuk satu orang mengenakan sebo. Beberapa saat mendengar suara rentetan tiga kali tembakan.

"Rentetan pertama dan kedua waktunya hanya sekian detik, setelah beberapa detik lagi terdengar suara ketiga," paparnya.

Dia mengaku tidak bisa melihat karena posisi tiarap dengan muka di bawah. Selang beberapa saat, pelaku keluar mencari satu orang lagi (Adi). "Saya dengar seperti suara lari di barisan belakang, kemudian dengar lagi suara tembakan," ujarnya.

Sebelum pelaku pergi, dia mendengar pembicaraan para pelaku yang diketahui ada dua berbicara. Salah satu pelaku mengatakan "Kalian semua aman, selamat melanjutkan hidup, setelah itu ada tepuk tangan," paparnya. 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement