TULUNGAGUNG - Mohammad Thohadju (48) buruh migran asal Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung menjadi korban penembakan di Kualalumpur Malaysia.
Dua orang berboncengan sepeda motor tiba tiba datang menghampiri, lalu memberondong korban dengan tembakan. Thohadju tewas seketika dengan lima butir peluru tajam bersarang di tubuhnya.
Informasi yang dituturkan Priyadi, buruh migran yang juga masih kerabat, penyerangan terjadi pada Rabu 9 April lalu di Jalan Raja Bot, Chowkit, Kuala lumpur.
Saat letusan terdengar, korban tengah bersama buruh migran Indonesia lainnya, asyik kongkow di sebuah kedai makanan dan minuman.
"Tiba tiba ditembak saat nongkrong di kedai makanan," tutur Santoso keluarga korban yang berada di Tulungagung menirukan Priyadi. Sebutir peluru juga menerjang kaki Ngatri, buruh migran yang juga di lokasi kejadian. Ngatri langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
Melihat korbanya tersungkur tak berdaya, pelaku langsung memacu sepeda motornya. Belum diketahui pasti apa yang menjadi motif penembakan maut tersebut. Hingga kini Polisi Di Raja Malaysia masih melakukan penyelidikan.
Sebab, selama tiga puluh tahun memeras keringat sebagai pekerja bangunan, Thohadju diketahui tidak pernah memiliki musuh. "Karenanya, keluarga juga tidak tahu kenapa sampai ditembak," terangnya.
Jenazah tiba di rumah duka pada Minggu (13/4/2014) dan langsung dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat.
Korban meninggalkan seorang istri, yakni Sistiningdiah dan dua orang anak. Sebagai pihak keluarga korban, Santoso meminta pemerintah Indonesia, melalui KBRI untuk berperan aktif mengusut kasus pembunuhan ini.
Sementara pihak Dinsosnakertrans Tulungagung belum bisa dikonfirmasi.
Selain mengusut kasus yang terjadi, aktivis buruh migran Tulungagung Zaki Fitri Widodo juga mendesak pemerintah membantu mengembalikan semua yang menjadi hak korban. "Termasuk juga dana tali asih dan gaji yang menjadi hak korban, " ujarnya.
(Ahmad Dani)