JAKARTA - Dulu, pada masa kehidupan Raden Ajeng Kartini, perjuangan menegakkan emansipasi wanita sangat gencar. Kartini muda tidak gentar memperjuangkan hak kaum perempuan agar setara dengan kaum laki-laki.
Ketika itu, kaum perempuan Indonesia selalu di bawah ketiak laki-laki. Bahkan, perempuan Indonesia juga dilarang bersekolah, hanya laki-lakilah yang boleh menuntut ilmu.
Di era serba modern ini, bagaimanakah posisi emansipasi wanita di mata anak muda Indonesia?
Menurut siswi SMAN 1 Pontianak, Malia Leigenda Anggiane, emansipasi wanita masih sangat dibutuhkan kaum perempuan modern. Saat ini masih ada emansipasi wanita walaupun tidak sekuat dulu.
"Zaman sekarang ini banyak contohnya; wanita yang sekolah hingga ke jenjang S-3, pernah menjadi Presiden. Perempuan yang bercita-cita menjadi calon legislator (caleg) juga bisa mewujudkannya, dengan syarat mempunyai suara minimal 30 persen," ujar siswi kelas XI IPA itu saat dihubungi Okezone, Senin (21/4/2014).
Malia menilai, isu emansipasi wanita ini pun perlu disuarakan lagi. Menurutnya, derajat wanita tidak boleh di bawah kaum laki-laki, tetapi seimbang. Laki-laki dan perempuan, kata Malia, harus setara, saling melengkapi dan tidak boleh memihak siapa posisi yang lebih tinggi.
"Harus sama-sama saling melengkapi. Jadi, tidak boleh melebihi derajat laki-laki namun tidak juga di bawah laki-laki," ucapnya.
Ingin rafting gratis di Citarik? Buka link ini
(rfa)