Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

HUT ke-25, RCTI Bangun Jembatan di Ujung Kulon

Christine Hermelina , Jurnalis-Sabtu, 16 Agustus 2014 |11:16 WIB
HUT ke-25, RCTI Bangun Jembatan di Ujung Kulon
HUT ke-25, RCTI Bangun Jembatan di Ujung Kulon (Foto: Christine H/Okezone)
A
A
A

UJUNG KULON – Dalam rangka ulang tahun yang ke-25, RCTI mengadakan acara bakti sosial dengan membangun jembatan penghubung Desa Tugu dan Desa Batu Hideung, Kecamatan Cimanggu, Ujung Kulon.

General Manager Corporate Secretary RCTI, Adjie Soeratmadjie, mengatakan, pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Jumlangan, Ujung Kulon, ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar untuk dapat mengakses jalan penghubung antar desa. Sebab tanpa adanya jembatan, sebagian besar kegiatan warga menjadi tersendat bahkan lumpuh, khususnya jika turun hujan dan volume sungai naik drastis.

Dalam pernyataannya, pejabat RCTI itu juga berbicara atas nama Hari Tanoesoedibyo, selaku CEO MNC Group dan Direktur Utama RCTI,  mengucapkan terima kasih kepada masyarakat sekitar yang telah membantu, meluangkan waktu, dan memberikan tenaga.

Menurut Dia, selaras dengan filosofinya, RCTI merupakan jembatan informasi, kebudayaan, dan peradaban baik antar masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah, pemerintah dengan pemerintah, dan seluruh stakeholder untuk bisa bertemu. Karena menurutnya media mampu menyatukan yang terpisah. Untuk itu di usianya yang kian matang tahun ini, pihak RCTI memilih membangun jembatan penghubung yang sangat dibutuhkan masyarakat Desa Tugu dan Desa Batu Hideung.

Dalam pembangunannya, RCTI bersinergi dengan Organisasi Relawan Kampoeng dan masyarakat sekitar. Pmbangunan jembatan yang telah digarap sejak akhir Juli 2014 ditargetkan sudah dapat digunakan pada akhir Agustus.

Sebelumnya, jembatan penghubung dua desa itu terputus sejak lama. Warga yang ingin beraktivitas di dua desa itu terpakasa harus melintasi sungai dengan cara menceburkan diri atau mengambil rute memutar via Mangku Alam dengan waktu tempuh sekira 2 jam.

Mirisnya, hal serupa juga harus dilalui sebagian besar pelajar yang hendak menuju atau pulang sekolah. Mereka harus berbasah-basahan melintasi sungai demi menuntut ilmu.

Jika turun hujan hampir semua siswa memutuskan untuk tetap tinggal di rumah dan absen. Sebab deras dan tingginya air sungai dapat membahayakan nyawa mereka.

(Carolina Christina)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement