UJUNG KULON – Siswi Kelas 3 SMPN Cimanggu 2, Ujung Kulon, bernama Susi, tak pernah menyangka dirinya akan mengalami hal menyeramkan terbawa derasnya aliran arus Sungai Jumlangan.
Kejadian menakutkan tersebut dialami putri Ibu Siti tersebut saat menyeberangi Sungai Jumlangan, yang terdapat di Kecamatan Cimanggu, Ujung Kulon, dengan berjalan kaki. Derasnya aliran air sungai kala itu seketika membawa tubuh mungil Susi hingga beberapa meter jauhnya.
Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan oleh warga yang berada di lokasi kejadian. Namun, Susi mengaku sudah lupa mengenai detail kejadian yaang dialaminya sekira setahun yang lalu tersebut.
“Sudah lupa, sudah lama sekali,” kata Susi sambil tertunduk, Sabtu (16/8/2014).
Tak jauh berbeda dengan Susi, Yudi pun sempat terbawa derasnya alliran Sungai Jumlangan pada Juli 2014. Ibunda Yudi, yakni Kamsah, menceritakan saat itu putranya yang duduk di kelas 3 SMPN Cimanggu 2 melewati jembatan bambu yang menghubungkan Desa Tugu dan Desa Batu Hideung menggunakan kendaraan roda dua.
Saat melintas kendaraan yang ditumpangi Yudi terpeleset. Sontak Yudi pun terlempar ke dalam sungai dan tubuhnya terseret arus sepanjang 100 meter. Berkat kegigihannya untuk selamat, Yudi berhasil berenang ke tepian sungai.
Kisah menakutkan yang dialami Susi dan Yudi hanyalah dua contoh kasus yang seharusnya tidak dialami warga sekitar Sungai Jumlangan, khususnya warga Desa Tugu dan Batu Cihideung, jika adanya jembatan layak pakai dan aman yang dapat digunakan untuk menyeberang.
Oleh karena itu, ketika mengetahui pihak RCTI ingin membantu pembangunan jembatan permanen yang akan menghubungkan Desa Tugu dan Desa Batu Hideung, warga kedua desa tersebut merasa sangat senang dan berterima kasih.
“Kami sangat berterima kasih sekali atas bantuannya kepada siapa saja yang membantu, khususnya RCTI. Dengan adanya jembatan baru, yang permanen, warga bisa menggunakan untuk berlalu lintas," kata Sekretaris Desa Tugu, M Raksi.
Dia mengatakan, warga harus memutar sekira 15 Kilometer, dengan waktu dua jam dari Desa Tugu ke Desa Batu Hideung, maupun sebaliknya.
"Nah, kalau anak sekolah, kalau hujan dan sungainya banjir tiga hari ya enggak berangkat. Kalau seminggu masih banjir juga ya seminggu enggak sekolah. Selain itu, ada juga warga yang kirim hasil bumi, semacam kora, kelapa, yang lewat sini (Sungai Jumlangan),” paparnya.
Lebih lanjut, Raksi menerangkan, tahun lalu pihak PNPM telah membuat jembatan penghubung. Namun, amblas digerogoti deras dan tingginya aliran arus sungai.
Diharapkan jembatan yang dibangun atas bantuan RCTI dengan bersinergi dengan Organisasi Relawan Kampoeng dan masyarakat sekitar dapat berdiri kokoh, mengingat tingginya yang sudah dirancang jauh lebih tinggi melebihi jembatan yang sudah-sudah.
Perlu diketahui, di ulang taahunnya yang ke—25 RCTI makin menunjukkan eksistensinnya sebagai media yang kian matang. Terlihat dari salah satu program bakti sosialnya dengan membangun jembatan yang melintasi Sungai Jumlangan, Kecamatan Cimanggu, Ujung Kulon.
Jembatan yang sudah mencapai hari ke-16 pengerjaan tersebut diharapkan sudah dapat diakses pada akhir Agustus ini.(fid)
(Ahmad Dani)