Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kehilangan Sertifikat Tanah, Abdi Dalem Kraton Malah Jadi Tersangka

Prabowo , Jurnalis-Senin, 08 September 2014 |17:59 WIB
Kehilangan Sertifikat Tanah, Abdi Dalem Kraton Malah Jadi Tersangka
Darsono menujukkan kertas yang ditempelkan di rumahnya (Prabowo/Okezone)
A
A
A

YOGYAKARTA - Apes dialami Darso Wiyono alias Sudarsono (64), warga Ngemplak RT 01/03 Sinduadi, Ngaglik, Sleman. Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bergelar (nama) Ki Bekel Sastro Mangun Darsono itu harus berurusan hukum setelah kehilangan dua sertifikat tanah.

"Saya itu enggak pernah urusan dengan penegak hukum kok sekarang dijadikan tersangka dengan tuduhan menipu," kata Darsono -sapaan Sudarsono- kepada wartawan saat mengadu ke LSM Jogja Police Wacth di Jalan Jenggotan, Jetis, Kota Yogyakarta, Senin (8/9/2014).

Mengenakan baju Abdi Dalem Kraton Yogyakarta, Darsono membeberkan perjalanan hidupnya hingga menyandang status tersangka. Bapak satu anak dan kakek satu cucu itu mengaku pusing tujuh keliling atas kasus yang dinimpanya saat ini.

"Tahun 2012 lalu, saya mau pinjam uang di Bank Bukopin. Surat-surat saya bawa, ada sertifikat tanah, buku nikah, kartu pensiun, kartu keluarga, hingga KTP. Saya kira pinjam uang di bank itu mudah, ternyata harus dikroscek dulu," kata suami Ngadinem itu.

Dari bank yang berada di Jalan Kaliurang itu, Darsono kemudian pulang mengenakan sepeda motor. Dalam perjalanan, map berisi dua sertifikat tanah, masing-masing atas tanah pekarang seluas 322 meter persegi dan tanah persawahan seluas 1.780 meter persegi hilang sebelum sampai di rumah.

"Saya taruh di jok belakang, saya beri penjepit karet agar tidak jatuh, ternyata malah hilang. Saya cari bolak-balik sampai balik lagi ke bank, tidak ketemu juga," ujarnya.

Kemudian, Darsono ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengadu kehilangan sertifikat tanah. Dia meminta agar dilakukan pemblokiran data tanah warisan dari ayahnya tersebut. "Saya ke BPN minta diblokir, siapa tahu nanti ada yang nemu malah disalahgunakan, kan bisa jadi perkara," katanya.

Sekira dua bulan setelah kejadian tersebut, Darsono diminta temannya agar kembali mengurus sertifikat tanah yang hilang. Dia pun kembali ke BPN. "BPN menyuruh saya ke polisi untuk membuat laporan kehilangan. Saya lalu ke kantor polisi untuk membuat surat kehilangan yang direkomendasikan dari BPN," katanya.

Setelah itu, dia dimita menunggu sekira satu bulan untuk penerbitan kembali sertifikat tanah yang hilang. Di tengah menunggu itulah, muncul dua notaris membawa surat sertifikat tanah milik Darsono yang hilang ke BPN.

"Saya dikonfrontir dengan notaris di BPN. Ternyata itu benar sertifikat tanah saya yang hilang. Satu sertifikat sudah dipakai jaminan orang untuk pinjam uang di bank, yang satunya katanya akan di balik nama karena sudah dibeli," jelasnya.

Seseorang bernama Eni, kata Darsono, mengaku sudah membeli tanah pekarangan milik Darsono dengan bukti akta jual beli. Namun, ia merasa tidak bertransaksi jual beli tanah dengan orang tersebut. "Kenal Eni saja tidak, kok dia mengaku membeli tanah saya," katanya dengan nada tanya.

Pada Maret 2014, Darsono dilaporkan Eni ke Polres Sleman atas tudingan melakukan penipuan, yakni menjual tanah tapi tidak diakuinya. Polisi sudah membuat berita acara pemeriksaan terhadap Darsono.

"Saya juga diperiksa polisi berkali-kali, kira-kira seminggu lalu juga rencananya diperiksa, karena saya sakit, diberi obat sama polisi dan disuruh pulang untuk istirahat, sehingga tidak jadi diperiksa," katanya polos.

Tak hanya itu, Darsono sebelumnya juga pernah mendapat panggilan dari Pengadilan Negeri (PN) Karanganyar Surakarta karena tidak membayar angsuran hutang di BPR Artamas. "Di pengadilan dulu saya menang karena memang saya tidak utang kok disuruh membayar," akunya.

Darsono berharap kasus tersebut segera berakhir dan ia kembali memperoleh dua sertifikat tanah miliknya. Terlebih, sudah lebih dari delapan bulan dia tidak pulang karena merasa terancam.

"Kalau tidur saya di alas, pingir Kali Kuning. Rumah sering kosong karena istri saya tinggal bersama menantu dan anak saya," pungkasnya.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement