Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jokowi Abaikan Revolusi Mental

Susi Fatimah , Jurnalis-Kamis, 23 Oktober 2014 |08:43 WIB
Jokowi Abaikan Revolusi Mental
Jokowi Abaikan Revolusi Mental (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Dalam memilih menteri yang akan menjadi pembantunya, Presiden Jokowi seharusnya tidak melupakan atau mengabaikan konsep revolusi mental yang dikumandangkannya saat kampanye pilpres.
 
Hal itu dikatakan oleh Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane dalam rilisnya, Rabu (23/10/2014).
 
Kata Neta, esensi dari revolusi mental adalah penegakan supremasi hukum, perbaikan birokrasi, pemberantasan korupsi, bebas kolusi maupun nepotisme.
 
"Sayangnya Jokowi seakan mulai mengabaikan esensi revolusi mental tersebut," tuturnya.
 

 
Setidaknya hal itu terlihat dari diangkatnya menantu Hendropriyono yaitu Mayjen TNI Andika Perkasa sebagai Komandan Paspampres. Lalu diangkatnya menantu Luhut Panjaitan yaitu Kolonel Inf Maruli Simanjuntak sebagai Komandan Grup A Paspampres. Hendropriyono dan Luhut Panjaitan adalah tim sukses Jokowi saat pilpres.
 
"Sepertinya ada upaya balas jasa yang dilakukan Jokowi terhadap kedua jenderal purnawirawan itu. Padahal sebelumnya Jokowi menekankan konsep politiknya adalah koalisi tanpa kompensasi atau balas jasa," tegasnya.
 
Neta berharap ke depan, dalam menyusun kabinetnya, Jokowi konsisten dengan cita-cita revolusi mental, sehingga tidak terjebak pada nepotisme dan upaya balas jasa. Dengan demikian Jokowi bisa membangun kabinet yang profesional. Konsep bekerja untuk bekerja bisa berjalan efektif dan maksimal.
 
"Hanya sikap konsisten pada Revolusi Mental, upaya penegakan supremasi hukum, perbaikan birokrasi, pemberantasan korupsi, pemerintahan bebas kolusi maupun nepotisme, bisa dilakukan dengan tegas dan konsisten," katanya.
 

 

(Susi Fatimah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement