BOGOR - Melihat kondisi lalulintas yang semakin semrawut membuat Pemerintah Kota Bogor berencana melakukan penataan di wilayah sekitar Kebun Raya Bogor (KRB) dan Istana Bogor.
Penataan tersebut dilakukan dengan rencana perluasan pedestrian di sekitaran KRB, termasuk di depan Istana Bogor. Sehingga Pemkot Bogor meminta kepada Sekretariat Negara agar Pagar Istana Bogor digeser.
"Kami lakukan penataan, dan Pak Wali (Bima Arya) sudah dipanggil Setneg dengan membawa konsep bagaimana menata kawasan di sekitar Istana yang bukan kewenangan Pemkot," ujar Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, kepada wartawan, Sabtu (8/2/2015).
Ia membeberkan, kosep tersebut salah satunya berisi rencana pagar istana akan bergeser sekira empat meter dari posisinya saat ini. Sehingga posisinya akan berada di belakang saluran irigasi yang semula ada di dalam istana. "Jadi nantinya irigasinya itu ada di luar. Dan warga tidak bisa lagi parkir di badan jalan untuk memberi makan rusa. Penakaran rusanya pun nanti kita minta untuk digeser ke dekat Gereja Zebaoth," tuturnya.
Selain perluasan pedestrian di depan Istana Bogor, Pemkot Bogor juga akan melakukan pelebaran pedestrian dari Tugu Kujang hingga Depan Mal Pangrango selebar 5 meter dengan anggaran biaya Rp6,7 miliar.
Sehingga, total anggaran yang dibutuhkan untuk pembuatan pedestrian dan pergeseran pagar Istana sebesar Rp41,3 miliar, namun yang disetujui oleh dewan baru Rp6 miliar. Pihaknya berharap Sekretariat Negara mau membiayai pembangunan pedestrian itu sekaligus penggeseran pagarnya. "Ya kita berharap untuk yang di depan istana, Setneg mau membiayai, kan Setneg duitnya banyak," ungkapnya.
Usmar menyebutkan bila rencana tersebut tidak diizinkan, Pemkot telah menyiapkan alternatif lain dengan melakukan rekayasa lalulintas untuk mengurangi kepadatan lalulintas. "Kita juga lakukan pendekatan lain dengan memperbaiki infrastruktur agar masyarakat tidak mengeluh. Kita memaksa masyarakat untuk berjalan kaki dan menggunakan angkutan yang ada," ujar Usmar.
(Muhammad Saifullah )