Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jelang Eksekusi, Keluarga Terpidana Mati Datangi Nusakambangan

Antara , Jurnalis-Kamis, 05 Maret 2015 |10:42 WIB
Jelang Eksekusi, Keluarga Terpidana Mati Datangi Nusakambangan
Foto: Ilustrasi Okezone
A
A
A

CILACAP - Jelang eksekusi mati, keluarga sejumlah terpidana mati mendatangi Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Kamis (5/3/2015), salah seorang sepupu terpidana mati Rodrigo Gularte, yakni Angelita Aparecida Muxfeldt, tampak mendatangi tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan itu dengan menumpang mobil.

Angelita yang didampingi seorang konsuler Kedutaan Besar Brasil, Leonardo Carvalho Monteiro, langsung berjalan menuju Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura guna mengurus izin membesuk Rodrigo Gularte yang menghuni Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

Keluarga besar terpidana mati Serge Arezki Atlaoui yang terdiri atas Sabine Megel Atlaoui (istri), Yasen Areski Atlaoui, Samia Nathalie Atlaoui, Mohamed Arezki Atlaoui, Samia Ans Eliane Atlaoui, dan Alexandre Ferdinand Megel, juga terlihat mendatangi Dermaga Wijayapura.

Sama seperti kunjungan sebelumnya, Sabine yang menggendong Yasen enggan diwawancarai oleh wartawan, demikian pula dengan Mohamed Arezki Atlaoui dan Alexandre Ferdinand Megel. Mereka segera berjalan menuju Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura guna mengurus izin membesuk terpidana mati asal Prancis itu yang mendekam di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

Selain keluarga Rodrigo Gularte dan Serge Arezki Atlaoui, rombongan yang mengaku sebagai keluarga angkat Andrew Chan juga terlihat mendatangi Dermaga Wijayapura.

Salah seorang anggota rombongan itu, Nicholas Alexander, mengaku sebagai anak dari Pastor Daniel Alexander yang merupakan bapak angkat Andrew Chan.

"Papa Pastor Daniel Alexander selalu membimbing rohaninya (Andrew Chan). Papa selalu ada temani dia," katanya.

Ia mengatakan, kedatangan mereka menemui terpidana mati asal Australia itu dengan tujuan melakukan perbincangan untuk terakhir kalinya.

Menurut dia, Andrew Chan telah bertobat dan sudah menyelamatkan banyak orang selama di penjara.

"Banyak baptis orang juga, dia sudah bertobat tidak seperti dulu lagi. Menurut papa, enggak adil kalau Andrew Chan dihukum mati karena seseorang yang bertobat seperti tawanan yang bertobat enggak pantas dihukum mati," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan dukungan dan menguatkan mental Andrew Chan.

Setelah menunggu beberapa menit di halaman dalam Dermaga Wijayapura, rombongan yang mengaku sebagai keluarga angkat Andrew Chan tampak keluar meninggalkan tempat itu karena tidak diizinkan menyeberang ke Pulau Nusakambangan.

Seorang perempuan warga negara asing yang mengaku dari kantor kuasa hukum terpidana mati asal Australia, Myuran Sukumaran, juga tampak mendatangi Pos Penjagaan Dermaga Wijayapura.

Usai menyerahkan surat kepada petugas jaga, perempuan itu terlihat keluar meninggalkan Dermaga Wijayapura dan langsung menuju mobil yang menunggunya di halaman parkir.

Saat ditemui wartawan, perempuan tersebut mengaku jika sebenarnya akan menyeberang ke Pulau Nusakambangan, tapi tidak diizinkan karena harus berkoordinasi dengan kejaksaan lebih dulu.

"Saya tidak akan masuk (ke Nusakambangan) bersama keluarga Sukumaran," kata perempuan itu dalam bahasa Inggris.

(Susi Fatimah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement