JAKARTA - Pelaksanaan eksekusi mati terhadap dua terpidana mati sindikat narkoba 'Bali Nine', asal Australia yang menghitung hari membuat pemerintah mengeluarkan segala upaya guna mengamankan proses eksekusi mati tersebut.
Tak cukup melibatkan pesawat tempur Sukhoi SU-30, kali ini TNI AL menerjunkan empat kapal perang guna menyisir pengamanan laut Indonesia.
Melalui rilis yang diterima Okezone, Senin (9/3/2015), keempat kapal tersebut adalah, KRI Diponegoro, KRI Lambung Mangkurat, KRI Pulau Rimau-724, dan KRI Weling-822.
Komandan KRI Diponegoro-365 yang ditunjuk sebagai Kapal Markas Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Guspurlatim), Letkol Laut Daru Cahyo Sumirat, mengungkapkan, Sabtu, 7 Maret kapalnya bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali untuk melaksanakan bekal ulang.
"Kapal kami (KRI Diponegoro) telah mengisi bekal Sabtu lalu di Bali, kehadiran kapal-kapal ini untuk menjaga kedaulatan NKRI," jelas Daru.
Daru menambahkan, Indonesia tidak main-main dalam penegakan hukum. Adapun pengerahan armada kapal perang TNI AL merupakan sebuah upaya dalam melaksanakan pengamanan wilayah Pulau Bali.
Melalui pengawasan yang dilaksanakan oleh Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, yang tergabung dengan aparat keamanan lain seperti dari kepolisian dan TNI AD. Sedikitnya, satu pleton pasukan Lanal Denpasar disiagakan guna membekingi kepolisian Polda Bali.
"Ini upaya mengawal penegakan hukum kita, jadi tidak main-main, di Bali juga ada satu pleton di Lanal Denpasar," imbuhnya.

Keempat kapal tersebut lanjut Daru, langsung bergerak menuju daerah operasi usai melakukan perbekalan, salah satunya ialah di Pulau Nusa Kambangan. Rentang operasi berakhir hingga kedua terpidana mati Bali Nine dieksekusi.
"Setelah perbekalan langsung berangkat, waktu operasi sampai terpidana mati dieksekusi," pungkasnya.
(Misbahol Munir)