TARIM – Tim percepatan evakuasi WNI di Yaman akhirnya tiba di Kota Tarim, Yaman bagian timur, yang berjarak 640 km dari ibu kota Sanaa dan 848 km dari Salalah, Oman. Tim percepatan evakuasi tiba di Tariim pada Sabtu, 4 April 2015 pukul 06.00 waktu setempat.
Di sana tim rencananya bertemu dengan pimpinan Ribath (semacam pondok pesantren) Tarim dan sekira 300 mahasiswa di Ribath tersebut. Tim kemudian akan menemui dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al Ahqaf di mana 540 orang mahasiswa Indonesia menuntut ilmu. Tim dijadwalkan juga bertemu dengan 300 orang mahasiswa yang berada di wilayah Hadramaut dan sekitarnya.
Kota Tarim akan dijadikan sebagai titik pusat koordinasi mahasiswa Indonesia yang masih berada di Yaman. Keputusan itu diambil dengan pertimbangan kondisi Tarim yang masih kondusif dan jumlah mahasiswa Indonesia di sana yang mencapai 1.500 orang.
Hal itu juga disebabkan karena ibu kota Hadramaut, Mukalla yang semula akan dijadikan titik pusat koordinasi, sedang berada dalam keadaan rawan menyusul serangan bersenjata dari kelompok Al Qaeda. Selain itu jumlah mahasiswa Indonesia di Mukalla hanya berjumlah kurang lebih 500 orang. Faktor-faktor tersebut yang kemudian menjadikan Tarim dipandang sebagai lokasi terbaik titik pusat koordinasi.
Mahasiswa yang akan dievakuasi akan dikumpulkan di safe house di Kota Tarim, dan kemudian akan diarahkan ke Salalah, Oman melalui jalur darat dengan menggunakan bus dan jalur udara dengan pesawat dari bandara Seiyun, untuk selanjutnya diterbangkan ke Jakarta.
(Hendra Mujiraharja)