COLOMBO– Setelah Perang Dunia II Benua Asia dan Afrika mulai menampakan diri untuk lebih berperan aktif dalam percaturan internasional.
Namun, masalah keterbelakangan akibat penjajahan yang berlangsung lama membuat kawasan ini masih tertinggal jauh dari yang lain khususnya Benua Eropa dan Amerika.
Pada era 1950 percaturan politik internasional dihadapkan kepada suatu fase Perang Dingin. Dua negara adidaya Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US) berupaya untuk memperluas wilayahnya khususnya di kawasan Asia dan Afrika.
Dalam dokumen dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Konferensi Colombo yang dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954 di Sri Lanka merupakan awal dari suatu ide untuk menciptakan solidaritas yang lebih luas bagi negara Asia Afrika, delegasi yang hadir pada Konferensi Colombo adalah:
1. Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamijoyo
2. Perdana Menteri Sri Lanka Sir John Kotelawala
3. Perdana Menteri India Pandit Jawaharal Nehru
4. Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Jinnah
5. Perdana Menteri Burma (Sekarang Myanmar) U Nu
Pada waktu pelaksanaan konferensi teresebut, Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamijoyo, mengusulkan untuk menggelar konferensi yang lebih luas lagi cakupannya khususnya bagi negara Asia Afrika.
Selain itu, PM Ali juga mengatakan jika Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Usul itu diterima oleh semua delgasi yang hadir.
(Muhammad Saifullah )