KATHMANDU – Para seismolog telah memprediksi terjadinya gempa dahsyat yang mengguncang Nepal. Namun, mereka tidak bisa memprediksi kapan tepatnya bencana tersebut akan terjadi.
Seminggu sebelum terjadinya bencana, sebanyak 50 peneliti gempa bumi berkumpul di Kathmandu untuk mencari cara menanggulangi gempa besar yang akan terjadi, namun tidak diketahui kapan pastinya. Sayangnya, mereka tidak cukup cepat menemukan solusinya.
“Sebuah mimpi buruk yang menunggu terjadi. Secara fisik dan geologis, apa yang terjadi persis seperti yang kita perkirakan,” kata Kepala Departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, James Jackson, kepada AP, Senin (27/4/2015).
Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) yang melanda Nepal pada Sabtu 25 April 2015 hampir sama kuat dengan gempa bumi berkekuatan 8,2 SR yang meratakan Kathmandu dan menewaskan 12.000 orang pada 1934.
Mengenai hal itu, tambah Jackson, kerusakan yang diakibatkan sebenarnya karena faktor manusia. Gempa dengan kekuatan yang sama dapat menmbulkan jumlah korban yang berbeda bergantung lokasi terjadinya.
“Bangunanlah yang membunuh orang-orang, bukan gempa bumi. Populasi perkotaan saat ini terpusat di daerah-daerah rawan. Karena itulah, gempa bumi yang terjadi belakangan ini tampak mengenai wilayah perkotaan,” tutupnya.
(Hendra Mujiraharja)